KEMATIAN RAJA SILAHISABUNGAN
Dijelaskan lagi oleh Abdullah Silalahi, SH dikarenakan
siksaan dan cidera yang dialami si Tambun Raja dan kepergiannya ke Sibisa, maka
Raja Silahisabungan memutuskan meninggalkan Silalahi Nabolak kemudian tidak mau
kembali dan memilih mati dan dikubur di tanah asing di Pangururan. Apakah ini
mencerminkan karakter Raja Silahisabungan yang arif / bijaksana dan sakti
adiguna? Memang benar kasih sayang Raja Silahisabungan kepada si Tambun Raja
demikian besar tetapi Raja Silahisabungan adalah ayah bagi semua anaknya yang
lain.Apakah ini "perilaku" seorang Ayah dan Raja?
Bila ada pihak
membenarkan cerita / tona Raja Silahisabungan anak ke-3 Tuan Sorbadibanua mati
terbuang dan dikubur di Pangururan, maka sungguh tidak beradat Silalahi Raja
terutama Pintahaomasan. Mungkinkah seorang isteri dapat begitu mengasihi si
Tambun Raja yang bukan dilahirkannya, sementara kepada suaminya sendiri tidak
peduli bahkan menelantarkannya hingga Raja Silahisabungan, mati dan dikuburkan
terhina?
Meskipun
demikian halnya … Ingat! Naibaho anak sulung si Raja Oloan semestinya
mengetahui dan tidak akan membiarkan amangtuanya mati terlantar di tanah asing.
Setidaknya akan dia antarkan atau diberitahukannya Silalahi Nabolak atau ke
Tolping, barangkali. Bila yang bernama Silahisabungan yang mati dan dikubur
di Pangururan itu adalah Raja Silahisabungan seharusnya keturunan Sihaloho Raja
sampai Tambun Raja termasuk Silalahi Raja rap
renta memindahkan tulang belulang Raja Silahisabungan ke Silalahi Nabolak
atau Huta Tambunan di Balige supaya layak dan sepadan dengan kebesaran nama
Raja Silahisabungan; atau tidak apalah ke Lumban Silalahi di Tolping asalkan
jangan berbaur tulang-belulangnya dengan banyak orang lain di Dolok
Paromasan, Pangururan.
Masih dalam
sahibul hikayat Abdullah Silalahi, SH dan orang yang seide disebutkan Raja
Silahisabungan karena saking sedihnya atas kepergian anaknya si Tambun Raja ke
Sibisa (bukan meninggal) dan marahnya kepada 7 (tujuh) anaknya dari istrinya
Pinggan Matio (versi Silalahi Raja) dan juga kekecewaan kepada Silalahi Raja
karena memberitahu rahasia siapa ibu si Tambun Raja memutuskan mengasingkan
diri dan memilih tano hamatean di huta bukan yang dipungkanya dan bukan pula
huta milik keturunannya. Karena si Raja Oloan adalah adik Raja Silahisabungan
maka secara umur si Raja Oloan masih hidup pada saat Raja Silahisabungan
meninggal. Bila pun, kenyataan Sirajaoloan telah meninggal dunia terlebih
dahulu, masih ada Naibaho. Mungkinkah Naibaho membiarkan Raja Silahisabungan
seperti orang terbuang / tercampak?
Kembali jangan
demi menyesuaikan kehendak lalu harus membuat pihak lain tidak beradat. Orang
setempat tahu, Paromasan umumnya di Samosir dimiliki oleh masing-masing
marga dan arti Paromasan adalah tempat tulang-belulang masyarakat umum yang
digali dari kuburan sekitar perkampungan.
Bersambung ke BAGIAN 10 .. klik http://pssm1281.blogspot.com/2014/02/silahisabungan-dua-pribadi-berbeda_6969.html
EmoticonEmoticon