Dihikayatkan setelah Tuan Sorbanibanua dan Siboru Anting malela meninggal dunia,maka sebagai orang tua dintara keturunan Tuan Sorbanibanua adalah saudara tertua dari mereka yaitu Bagotnipohan.Ini menjadi tradisi bagi masyarakat Batak dimana jika Bapak meninggal,maka yang kehilangan Bapak adalah putra sulung,sedangkan putra kedua dan seterusnya tidak kehilangan bapak,karena di gantikan oleh putra sulung.
SILAHISABUNGAN BERSELISIH DENGAN ABANGNYA BAGOTNIPOHAN
Suatu ketika terjadilah kemarau panjang selama 6(enam) bulan menimpa Lumban Gorat (Kampung Induk) untuk mengatasi kemarau tersebut,maka datu/guru mencari syarat apa yang harus dilakukan,kemudian dalam"manuk ni ampang"Tampak,keturunan Sornibanua harus melaksanakan upacara Horja yaitu:"Horja Horbo Sangit"(makam kerbau Sakti) yaitu suatu pesta keyakinan yang bersifat sakral,magis dan religius yaitu memohon berkat dari Mulajadi Nabolon (Dewata).Sebagai putra sulung,Bagotnipohan bertindak sebagai tuan rumah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan upacara horja tersebut.Dalam melaksanakan upacara Horja Horbo Sangit ini diperlukan pulungan atau ramuan antara lain:
- "Hau Borotan"(Kayu pembantaian kerbau-kerbau yang terdiri dari hau somarnaek sebagai tonggak kayu utama).
- "Hau Jungjung Dolok" sebagai penopang tongkak hau borotan
- Hotang Daursa untuk penarik dan pengikat kerbau yang akan dibantai
- Rudang-rudang(Daun-daunan)penghias hau borotan dan kerbau
Segala pulungan atau ramuan perlengkapan ini,bukan sembarangan melainkan memilki ciri-ciri khas yang menurut datu harus diambil dari"Harangan Leak"9hutan Angker) yang dikatakan sebagai tombak libo-libo paranggun-anggun ni homing jala parhau nalimut-limuton(hutan Lebat tempat berkumpulnya homing dan kayunya sudah berlumut).Tentang hau borotan misalnya di pesankan sama besar pangkal dan ujungnya kalau di tebang harus rubuh ke arah terbit matahari ,yang rubuh ke arah matahari terbenam jangan diambil.Untuk mencari pulungan tersebut,Bagot nipohan memerintahkan tiga adiknya yaitu:Paettua,Lahisabungan dan Oloan berangkat ke harangan (hutan) leak,meskipun dalam hati kecil mereka merasa keberatan.
Dalam hal ini Hutagalung mengatakan:
"Dungi borhatma nasida,alai ndada tulus langka nasida masiramuan.Mardalani do nasida mangkahapi tano,jumoloma nasida laho dompak laguboti,di ida nasida ma disi tano denggan bahen parhaumaan,dungi mardalani ma muse nasida sahatma ro di luat Silalahi nuaeng,di idama tanoi denggan bahen inganan.
Borhat ma muse nasida siani sai mardalani,sahat tu Bakkara nuaeng,di idama tano i denggan bahen parhaumaan dungi mulak ma nasida(Berangkatlah mereka tetapi tidak jelas arah mereka mencari ramuan,mereka berjalan-jalan mengelilingi berbagai tempat,pertama mereka pergi ke arah Laguboti ,mereka melihat tanah disana dan sangat baik untuk kehidupan.Dari Laguboti kemudian mereka berjalan-jalan hingga tiba di daerah Silalahi sekarang disini juga mereka lihat tanah sangat baik untuk tempat tinggal.Dari sini mereka kemudian berangkat dan berjalan berkeliling hingga tiba di Bakkara sekarang,disinipun tanahnya sangat baik untuk kehidupan sesudah itu mereka pulang).
data yang dikumpulkan berdasarkan hikayat mereka yang di perintahkan Bagotniphan pergi ke harangan leak untuk mencari pulungan adalah Silahisabungan,Oloan dan Hutalima,dikemudian hari sampai pada saat ini Keturunan Silahisabungan,Raja Oloan dan Raja Hutalima dalam kehidupan kemasyarakatan mereka ada kaitan persaudaraan melalui janji yang di buat oleh kakek moyang mereka,dengan kata lain,diantara keturunanPaettua tidak pernah mengatakan keturunan Raja Silahisabungan sebagai anggidoli,dan sebaliknya keturunan Raja Silahi Sabungan tidak pernah mengatakan keturunan paettua sebagai haha doli,sebagaimana keturunan Raja Silahi Sabungan mengatakan kepada Raja Oloan yaitu anggi doli.
oleh sebab itu mengapa keturunan Raja Hutalima ada di Dairi,diduga terjadi ada dua penyebabnya,pertama,ketika mencari pulungan tersebut,Raja Hutalima tersesat di hutan dan pada akhirnya di kemudian hari ia telah membuka kampung dan berketurunan di Dairi,dan yang kembali membawwa pulungan tersebut ialah Raja Silahisabungan dan Raja Oloan,ketika Raja Oloan tinggal di Pangururan,Raja Silahisabungan dan Raja Hutalima menuju Dairi dan Raja Silahisabungan menyusuri pantai Danau Toba ke arah timur,maka Raja Hutalima menuju bukit atau Utara.
Telah beberapa hari Bagotnipohan menunggu ketiga adiknya,belum pulang-pulang sedangkan hari yang baik sudah ditetepkan,sudah tiba,sementara itu Guru/datu mengatakan upacara Horja Horbo Sangti tetep di laksanakan meskipun ketiga adiknya belum pulang membawa pulung-pulung yang di perlukan,Tibalah hari yang sudah di tetapkan dan sesuai dengan petunjuk Datu akan tetapi Bagotnipohan akhirnya melaksanakan Horja Horbo Sangti tersebut.Hau Borotan digant dengan Hau Jabi-Jabi,Setelah upacara Horja Horbo Sangti selesai,datang ketiga adiknya membawa kayu (Huta) mereka bertemu dengan salah seorang penduduk dan memberitahu bahwa upacara Horbo Sangti sudah di laksanakan,mereka heran dan kaget sehingga mereka mengatakan"bohai" (masa demikian) sambil kesal,pulungan yang mereka bawa dijatuhkan dan untuk lebih meyakinkan.Oloan mengamati lebih dekat dan dia melihat sudah berkumpul kotoran kerbau yang disembelih,akhirnya mereka marah dan sakit hati kepada abangnya Bagotnipohan.Mereka saling bertanya apakah mereka harus kembali ke kampung menemui abangnya Bagotnipohan.
Lahi Sabungan mengusulkan,mereka harus menemui abangnya Bagotnipohan untuk meminta bagian milik mereka,Mereka menuduh Bagotnipohan tidak adil,dan sengaja mengucilkan mereka bertiga,agar tidak ikut dalam upacara tersebut,sebaliknya Bagotnipohan menyangkal dan mengatakan merekalah yang terlalu lama mencari ramuan perlengkapan,sementara Datu memerintahkan agar pesta harus dilaksanakan sesuai dengan hari yang baik yang telah di tetapkan,meskipun demikian Bagotnipohan tidak keberataan jika pesta diadakan kembali.Berikut ini kutipan dialog antara Bagotnipohan dan adiknya Lahisabungan dan Oloan,juru bicara Lahisabungan.
Lahisabungan:
Ia daba naso uhum do ale hahangmi,ia hami burju do roha nami mangoloi hatam laho mangalap pulung-pulungan tu harangan,hape hami do haroha nanaeng pasidingonmu,asa unang dohot hami jala asa holan ho margondang,Asa molo tung hombar do i pambahenan mi tu adat dohot tu uhum maradophon hami angim,ba rap horas ma hita,alai anggo na mangalosi do ho antng di adat dohot uhum ni omputa dohot amata,ba tung ho ma nasari disi.
Bagaimanalah alasan yang engkau perbuat tidak sesuai,kami menuruti perintahmu untuk mencari ramuan ke hutan.Tetapi rupanya niatmu sengaja untuk mengasingkan kami,agar kami tidak ikut dan hanya engkau yang bergondang.Kalau memang hal itu sesuai dengan adat dan hukum terhadap kami adikmu,sama-sama selamatlah kita,tetapi jika engkau yang melanggar adat dan hukum dari kakek dan ayah kita,engkaulah yang menanggungnya.
Bagotnipohan :
Olo anggia,taringot tu sarita munai,ba alusanku ma tutu,taringot disi ndang adong ahu nasala,ai na palelengku do hamu asa ro,tangkas do hu paboa hian tu hamu tingki ni horjai,jala hudok asa tibu hamu ro,hape malambat hu do hamu.Molo tung naso jumpang hamu hian pulungan i ,ba tibi hamu mulak paboahon,asa botoon marhusari,ianggo on dung pe jolo salpu horja asa mulak hamu,asa ndang dung ahu nasala disi hamu do naso marningot titi ni horjai.
Begini adikku,tenteng penyesalan kalian,perlu juga saya jawab,bukan aku yang salah ,kalianlah yang salah,sebab kalian terlalu lama pulang,sudah saya katakan tempo hari,kapan waktu pesta itu di laksanakan dan agar cepat pulang,tetapi kalian terlalu lamban.Kalaupun tidak ditemukan ramuan perlengkapan itu mestinya kalian cepet pulang memberitahukannya agar bisa di cari penggantinya,tetapi justru setelah pesta selesai baru kalian pulang,sehingga bukan aku yang salah,kalian lupa akan hari yang sudah ditetapkan.
Lahisabungan :
leleng pe hami mulak,nasai di taba hami do haui alai sai jomba dompak hasundutan do,alai dung godang hutaba hami adong ma dapot dompak habinsaran balgana pitu bolak,nungnga huboan hami haui,alai ditinggalhon hami do di balian ni huta on,atikpe dung sidung horjai,da hahang dang pola bohai,lehon ma di hami napatut jambar nami.
Kami lama pulang,karena pohon yang kami tebang selalu rubuh ke arah barat,tetapi setelah banyak pohon yang kami tebang akhirnya kami menemukan pohon yang terjerambab ke arah timur,kayu tersebut sudah kami bawa tetapi kami tinggalkan di ladang dekat kampung ini,walaupun pesta sudah selesai,tidak apa-apalah,tetapi berikanlah kami jambar/bagian tertentu dari daging yang layak menjadi milik kami.
Bagotnipohan :
Dang adong parjambaran di hamu songon na nidok munai,alai atik pe hudok songoni,ba masihol do ahu anggia maranggi,pauk-pauk hudalima,pago-pago tarugi,ba tading ninulahi nasega pinauli,taulakhon pe mangan horbo sangti sahalinai.
Tidak ada jambar untuk kalian seperti yang kalian minta,meskipun demikian,saya sangat sayang terhadap kalian adik-adikku,maka yang tertinggal kita ulangi,yang salah kita perbaiki,mari kita ualngi makan kerbau santi sekali lagi.
Akhir nya mereka yang kakak beradik bersepakat untuk menyelenggarakan pesta sekali lagi,tetapi diantara mereka terjadi perbedaan pendapattentang parjambaran(lambing perolehan dalam upacara adat karena hak dan kewajiban menurut pereturan dalihan natolu),tentang bagian-bagian ternak yang disembelih,lebih luas lagi mereka membicarakan aturan tortor atau tari menari.Ketika adiknya telah mengatur pembagian jambar sebagai berikut:
Paettua mendapat ihur-ihur,Lahisabungan mendapat hulang-hulang dan Oloan mendapat paru-paru.Dalam dialog ini Lahisabungan melibatkan abangnya Paettua,akan tetapi dalam hikayat cerita -cerita rakyat dan turi-turian yang sampai kepada kami bahwa Paettua tidak turut serta dalam pembagian jambar dan waktu mereka menemui Bagotnipohan hanya Lahisabungan dan oloan yang hadir.Bagotnipohan menolak dan mengatakan,bahwa jambar tersebut adalah milik tuan rumah Suhut dan di letakkan diatas raga-raga upacara Horbo Sangti.(Raga-raga adalah tempat yang disakralkan empat persegi dan digantungkan ditengah tempat upacara.Ketika adikyna tidak senang dan keberatan karena menganggap jambar yang telah diaturkan mereka tetap menjadi milik Bagotnipohan akibatnya mereka berselisih dan ketiga adiknya mengatakan hal berikut kepada Bagotnipohan.
"Bah nalaho di ho do hape sude parjambaran i ,molo songoni ndang olo hami/,ndang ringkot be rohamani rap dohot ho maringan dison,tumagon nama hami laho sian on,asa tung timus ni api nami pe molo jomba dompak ho ingkon intopan nami,haru gaol nami molo dompak ho sombana ikkon tampulon nami,asa gabe ma gabem,magoi magom ndang ro di ho be hami".
Bah untuk kamu rupanya semua jambar itu,jika demikian kami tidak mau,tidak penting lagi bagi kami bersama dengan engkau,tinggal disini,lebih baik kami pergi dari sini,dan asap kamipun kalau jantungnya condong kepada kamu harus kami potong,Nikmatilah sendiri kebahagiaanmu,tanggung sendiri kesedihanmu,kami tidak lagi bersama dengan kamu.
Mereka bersumpah tidak akan menuruti Bagotnipohan jika suatu saat Bagotnipohan memerlukan mereka,mereka sepakat untuk berdlih dimana Bagotnipohan datang ke Paettua,maka Paettua harus mengatakan terserah Lahisabungan,jika datang kepada Lahisabungan harus mengatakan terserah Oloan dan jika datang kepada Oloan harus mengatakan terserah Paettua.Akhirnya Paettua,Lahisabungan dan oloan berangkat meninggalkan kampung halamannya,tetapi sebekum berangkat,mereka bertiga saling bertanya:kalau kita berangkat dari kampung ini,apa yang kita bawa?Lahisabungan menemukan gagasan dan menyampaikannya kepada abang dan adiknya:kita bawalah tanah satu genggam dan air satu buli-buli,mereka bertiga setuju dan kemudian masing-masing mengambil tanah dan memasukkan ke dalam kantong kecil atau hadangan dan mereka juga mengisi air buli-bulinya masing-masing hingga penuh.Setelah itu mereka pergi.
Berdasarkan uraian diatas tampak beberapa pendapat tentang perselisihan antara Bagotnipohan engan adik-adiknya yaitu,dalam satu sisi mengatakan bahwa Bagotnipohan beritikad buruk dan sengaja tidak mengikutsertakan adik-adiknya Paettua,Lahisabungan dan oloan dalam pesta partonan "Horbo Sangti"tersebut
Dalam sisi lain mengtakan bahwa ketiga adiknya lalai atau sengaja berlama-lama untuk kembali membwa pulungan tersebut,kaerena sejak awal mereka tidak senang atau keberatan mencari hau borotan tersebut.
BERSAMBUNG BAG 2