Sunday, 23 August 2020

BATU SIGADAP

 Silahi Sabungan kembali ke desanya Silalahi setelah sudah lama berkelana melanglangbuana berkeliling ke daerah pedesaan.Dilihatnyalah anak-anaknya itu mulai dari yang pertama sampai yang bontot sudah pada menikah dan Silahi Sabungan sudah punya banyak cucu.Hati Silahi Sabungan sangat senang,namun beberapa hari kemudian datanglah anak-anaknya memberi laporan berupa keluhan,dan semua keluhannya itu diterima Silahi Sabungan dengan hati yang lapang,serta Silahi Sabungan belum mau memberi komentar atau berupa suatu keputusan.Sebagian besar anak-anaknya itu membuat aturan  sendiri-sendiri,saling menyalahkan dan saling berebut tentang hak.Dan tidak mau menerima hasil pembagian yang di tentukan.Raja Silahi Sabungan berjanji akan menjawab semua keluh kesah yang disampaikan oleh anak-anaknya.

Disuatu saat Raja Silahi Sabungan pergi berdoa/bertapa disuatu tempat memohon kepada pencipta alam semesta agar di berikan pikiran yang terang untuk mengambil keputusan dan sekaligus dapat jadi patokan/pegangan keturunan di kemudian hari,karena Silahi Sabungan tidak suka kalau keturunannya saling bertengkar.Dengan keputusannya sendiri tanpa ada bimbingan dari pencipta alam semesta ,dapat terjadi keputusan hukum yang memihak mengakibatkan percekcokan yang tidak bagus.

Setelah selesai Raja Silahi Sabungan berdoa/bertapa,dibawanyalah dua batu yang berbentuk lonjong,dipanggilnyalah semua keturunan mulai dari yang kecil sampai yang paling tua tidak ada yang ketinggalan,parumaen juga ikut,dan semua diharuskannya supaya hadir menyaksikan.Raja Silahi Sabungan berdiri ditengah lingkaran keturunannya dan berkata dengan tenang dan penuh wibawa:"Kalian semua keturunanku!,Aku berdiri di tengah-tengah kalian ,memberi pesan.Semua keluh kesah  yang disampaikan ke telingaku,semuanya kudengar dengan baik,aku juga senang mendengar.Memang baik kata benar,namun lebih baik kata selesai.Kalian semua keturunanku,disini ada dua batu.Satu batu ini berdiri". Sambil didirikan Raja Silahi Sabungan satu batu itu,dan katanya lagi :Satu batu ini telungkup" dan di telungkupkannya satu batu itu,dan katanya lagi:"Semua kalian sampai keturunannya,bersaksilah sesuai debgan kebenarannya,kalau kesaksiannya itu benar,maka berdirilah dia seperti batu ini dan hidupnya bagus.Dan kalau kesaksiannya itu bohong maka telungkuplah dia seperti batu yang telungkup ini dan hidupnya akan mampus.Sekarang!...datanglah membuat kesaksian sesuai dengan kebenarannya masing-masing dan berdoalah disini"

Semua keturunannya itu merasa heran,dan masing-masing timbul intropeksi diri atau saling mengenal diri sendiri dan merasa bersalah.Dan timbul rasa takut kalau tidak jujur terhadap saudaranya dan terhadap manusia.Sampai SEKARANG ini kalau ada yang berselisih paham dan beda pendapat tentang batas-batas tanah diantara keturunan Silahi Sabungan,kalau diajak ke Batu sigadap tidak ada yang berani.

Friday, 21 August 2020

BORU DEANG NAMORA

 Silahi Sabungan dikatakan sudah kaya kaerena sudah punya anak laki-laki dan seorang putri namanya Boru Deang Namora,kehidupan keluarga SilahiSabungan sangat rukun dan damai Tahun 1542 timbullah gejolak karena kecemburuan sosial.Silhisabungan,Sipnggan Matio serta boru Deang namora sangat menyayangi Si Tambu.Putra Silahi Sabungan yang tujhu merasa tidak suka melihat kasih sayang yang sangat berbeda atau menyolok diantara mereka berdelapan dan terjadilah saling mengejek.Sitambu merasa terpojok dengan ejekan abangnya dan melapor sama orang tuanya.Sipinggan Matio sangat marah terhadap putranya yang tujuh dan membujuk si Tambu.Namun Si Tambu memaksakan kehendaknya pergi ke rumah tulangnya di Sibisa uluan.Silahi Sabungan melakukan suatu acara yaitu memberi Poda Sagu-sugu Marlangan terhadap putranya yang delapan.Dan berangkatlah Silahi Sabungan membawa anaknya ke Sibisa Uluan.

Atas kepergian si Tambu,Sipnggan Matio merasa sedih dan menyuruh putrinya si Deang Namora memintal benang dari kapas dengan maksud agar kesedihan mereka tidak berlarut karena kepergian Si Tambu.Namun diwaktu si Deang Namora memintal benang hatinya sangat di rundung duka atas kepergian adiknya si Tambu.Dalam kesedihan dia tetap bekerja memintal benang,namun kapas habis tapi tidak kelihatan hasilnya atau gulungan benang tetep kecil(tungkul ni bonang lalap etek).Sipinggan matio memperhatikan hasil kerja putrinya dan berkata,"Bagaimana Kau Deang namora,sudah lama kau bekerja tetapi hasilnya tidak kelihatan" Sideang namora diam saja karena dia juga sangat heran melihat kerjanya yang tidak kelihatan,sehinnga merasa dirinya tidak berarti lagi dengan kejadian tersebut.Dengan perasaan kecewa Deang Namora pergi diam-diam ke Parnamaraan,disana Deang Namora duduk ditepi danau memandang terus kearah Sibisa Uluan,dan bertanya dalam hati"Kapan datang adikku si Tambu"

Sipnggan Matio kehilangan putrinya dan menyuruh anak-anaknya yang tujuh mencari sampai ketemu.Anaknya yang laki-laki menemukan Deang Namora di liang Parnamaraan,dan membujuk supaya pulang kerumah.Namun Deang Namora tidak mau pulang,datangpun ibunya Sipinggan Matio membujuk tetap tidak mau pulang.

Sekembalinya Silahi Sabungan dari pengembaraannya juga membujuk Deang Namora agar pulang kerumah juga di tolaknya.Silahi Sabungan mengambil suatu keputusan,biarlah dia di parnamaraan dan memerintahkan kepada anaknya yang tujuh membawa semua peralatan bertenun ke Parnamaraan.Deang Namora menerimanya dan mulai bertenun dengan menggunakan benang yang dia pintal sendiri yaitu dengan gulungan (tukkul) ni bonang yang tetap kecil.ternyata hasilnya sangat mengagumkan,setelah mereka gunakan masih sisa untuk satu orang lagi.Menjadi ingat dia kepada adiknya si Tambudan dia berkata"Yang satu iniakan saya simpan untuk adikku siTambu,akan ku berkan ini padanya kalau dia datang kemari".

Demikianlah selanjutnya dia bertenun sendirian sepanjang hidupnya di parnamaraan dan berpesan kepada saudara-saudaranya laki-laki:"Kalian jangan marah kalau perut padi kalian saya makan,kalau ada padi kalian tidak berbuah,berarti sayalah yang memakan itu,namun hasil yang kalian panen tidak akan berkurang dari biasanya".

Dan seterusnya dia tetap disitu sampai mati dan menjadi keramat.


Tuesday, 18 August 2020

SILAHI SABUNGAN KAWIN DENGAN SIBORU MILING-ILING RAJA MANGARERAK

 Dalam sejarah marga Batak Raja Silahi sabungan disebutkan adalah seorang ksratria,ada kesaktiannya,pintar berbicara, mampu mengobati berbagai penyakit,menghindarkan bala dan dikaruniai Sahala Harajaon dan Sahala Hadatuon.Suatu ketika dia ingin menendangkan adikodrati(hadatuonnya)keinginannya tersebut disampaikan kepada isterinya Siboru Pinggan Matio boru Padang Batang hari dan kepada putra-putrinya pada suatu malamketika selesai makan.

 Melihat keinginan Raja SilahiSabungan yang sangat besar dan menyadari agar hadatuon yang dimiliki Raja Silhisabungan bermanfaat bagi orang lain,maka isteri serta putra-putrunya mengijinkan untuk ditinggalkan.Dengan restu isteri dan anak-anaknya berangkatlah Raja Silahi Sabungan meninggalkan Huta Lahi,ia menuju arah Simalungun yaitu Haranggaol,Tigaras,Parapat hingga tiba di daerah Sibisa.

Sepanjang perjalanan tersebut Raja Silahi Sabunganselalu menggunakan hadatuon yang dimiliki untuk mengobati orang yang sakit.Ketika sampai di daerah Sibisa,Raja Silahi Sabungan ada mendengar seorang putri Raja yang sakit,sudah banyak datu dipanggil untuk mengobati tetapi tidak membawa kesembuhan.Mendengar  berita tersebut raja silahi sabungan ingin menguji kemampuannya untuk mengobati putri Raja tersebut,tujuannya ialah baik yaitu mengobati orang; sakit dan menunjukkan kepada khalayak bahwa ia Datu bolon sengaja datang untuk bertandang ,orang tua dari putri yang sakit adalah bernama Raja Mangarerak,ia memerintahkan Hulubalangnya agar memanggil datu tersebut datang kerumahnya.

Raja mangarerak  mempunyai seorang putra yaitu Toga Manurung dan seorang putri bernama Siboru Miling-iling(putri yang manja) Raja Silahi Sabungan memenuhi panggilan Raja Mangarerak , dan meminta agar Raja Silahi Sabungan berkenan mengobati putrinya Raja Mangarerak berjanji,jika putrinya sembuh maka ia akan memenuhi segala permintaan Raja Silahi Sabungan,mengingat janji tersebut Raja Silahi Sabungan  menyatakan kesanggupannya untuk mengobati penyakit puti tersebut.

Untuk menyembuhkan penyakit putri Raja ,Raja Silahi Sabungan pergi mencari pulung-pulungan(ramuan obat)kehutan yang ada di sekeliling daerah itu,kemudian meramunya menjadi tambar(obat),tidak lama akhirnya boru Simili-iling sembuh.Raja Mangarerak sangat gembira atas kesembuhan putri yang di sayanginya,ia membuat jamuan makan sebagai rasa syukur kepada Mulajadi Nabolon,dan sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada Raja Silahi Sabungan,setelah jamuan makan selesai Raja Mangarerak merundingkan imbalan kepada Raja Silahi Sabungan.

Saya akan memenuhi janji saya,apa yang kau inginkan  sebagai imbalan atas penyembuhan putriku?Raja Silahi Sabungan menjawab:"terima kasih,saya tidak menginginkan apapun dari Raja kecuali Siboru Milingiling yang telah saya sembuhkan itu menjadi isteri saya,saya sangat mencintainya kata Raja Silahi Sabungan dengan penuh wibawa.

Raja Mangarerak kaget atas permintaan Raja Silahi Sabungan yang mengobati putrinya.Raja Mangarerak tidak menyangka bahwa putrinya sebagai imbalan seperti janji yang sudah di ungkapkan,apalagi mengingat bahwa putrinya telah di jodohkan kepada marga lain,tetapi mengingat janjinya apalagi dia sebabagi Raja,dahulu kala janiji adalah diatas segalanya,dan setiap orang yang ingkar janji akan mendapat bala,berpikir tentang kebaikan dan kesopanan dan keluhuran budi Raja Silahi Sabungan maka Raja Mangarerak mengabulkan keinginan Raja Silahi Sabungan.

Raja Mangrerak akhirnya mengkhawatirkan Raja Silahi Sabungan dengan putrinya Sibru Miling-iling tinggal di Sibisa ,perkawinan Siboru Milimgiling dengan Raja Silahi Sabungan tersebar hingga terdengar oloeh tunangan Siboru Milingiling dan para keluarga tunangannya bermaksud untuk membuat perhitungan dengan Raja Mangarerak dan raja Silahi Sabungan,dikatakan keluarga tunangan Si boru Milingiling dikabarkan akan datang mebuat perhitungan terhadap Raja Mangarerak dan Raja Silahi Sabungan.

Raja Mangrerak khawatir akan terjadi kekacauan,sedangkan Raja Silahi Sabungan tenang menghadapi kemungkinan yang akan terjadi,sambil menantikan Siboru Milingiling akan melahirkan,setelah Siboru milingiling melahirkan seorang putra,maka untuk menghindari keributan dan sekaligus menjaga keselamatan penduduk dan keluarga mertunya,maka Raja Silahi Sabungan menyampaikan  keinginannya yaitu membawa putranya kembali ke Huta Lahi.Raja Mangarerak mendukung keinginan raja Silahi Sabungan,tetapi tidak menghendaki  putrinya yang baru melahirkan ikut serta Raja Silahi Sabungan pergi meninggalkan Sibisa.Raja Silahi Sabungan  akhirnya berangkat meuju kampungnya Huta Lahi seraya  membawa putrnya,Siboru Milingilingmelepas kepergian suaminya dan putranya yang berumur satu minggu dengan penuh rasa haru.

Sebelum berpisah Siboru Milingiling memberikan sebentuk cincin Sijadi-jadi(sesuai untuk semua jari tangan )kepada suaminya Raja Silahi Sabungan sambil berpesan:Molo dung balga anak taon,lehonma cincin on tu ibana asa i dalanna mandapothon ahu (bila putra kita ini sudah dewasa,berikanlah cincin ini kepadanya sebagai syarat menemui saya).Raja Silahi Sabungan menyiyaka starat tersebut,kemudian berangkat membawa putranya pulang ke Huta Lahi,selama perjalanan Raja Silahi Sabungan memikirkan apa akibatnya jika isterinya Siboru Pinggan Matio dan putra-putrinya bahwa selama di perantauan ia kawin lagi dan mempunyai seorang putra,dan sedang dibawa pada saat ia pulang kembali ke kampung halamannya Huta Lahi.

Dia yang bertanya dia pula  membuat jawabannya dalam bentuk renungan,dia yakin isteri dan anak-anaknya adalah seorang yang berbudi luhur,oleh sebab itu tidak perlu dia khawatir.Ternyata tibalah dia di Huta Lahi,anjing pun menggonggong  sebagai pertanda bahwa dia sudah sampai di rumah kediamannya,Siboru Pinggan Matio menyuruh salah seorang putranya melihat apa yang sudah terjadi,sapa tamu yang datang,ternyata putranya melihat yang datang adalah ayah mereka Raja Silahi Sabungan,mendengar hal itu bergegaslah Siboru Pinggan Matio dan para putranya pulang untuk menyambut suami dan ayah mereka.Sementara Raja Silahi Sabungan sudah menuimpan hajut-hajut sebagai pembungkus putranya di para-para,suatu tempat penyimpanan barang yang terbatas di bagian atas,dari kajauhan  sebelum bertegur sapa Siboru Pinggan Matio heran melihat Raja Silahi Sabungan sedang duduk termenung dan wajahnya kurang semangat/cerah.Ibu Siboru Pinggan Matio menaruh curga,kaget dan terjadilah dialog antara Pinggan Matio(PM) dan Raja Silahi Sabungan(RS)

PM            :Horasma di Raja oli,nai dope ho ro

                                        (Selamatlah di suamiku baru tiba)

RS              :Horas ma boru ni Raja nami

                                        (Selamatlah kepada ibu kami putri Raja)

                    PM              :Nunga leleng ho di pangarotoan,aha di boan ho di hami(sudah lama engkau 

                      di perantauan  apa yang kau bawa kepada kami)untuk pertanyaan ini Raja     

                     Silahi Sabungan tidak menjawab,melainkan diam

PM              :  Boasa songon namarsak ho idaon

                                          (kenapa engkau kelihatan sedih)

RS                : Adong huboan nian di hamu,alai dang huboto na huboani harugian manang 

                         pangomoan,jea manang parsaulian(saya membawa sesuatu untuk kalian,

                                             tetapi saya tidak tau apakah kerugian atau keuntungan,nista atau            

                         kebahagiaan itulah yang membuathati saya sedih)

        PM                 :Molo jea  rap ta taon  jala rap ta pature,molo harugian rap manggarar hita,alai                                  molo pangomoan dohot parsaulian do ba rap manghalasson,paboama ahado 

                                 di boan ho di hami(kalau nista kita tanggung dan kita perbaiki bersama,kalau

                         kerugian mari kita bayar,tetapi kalau keuntungan dan kebahagiaan tentu 

                         sama-sama kita bergembira ria,beritahukanlah kami apa yang kau bawa)

RS                :Mauliate ma to ho do boru ni Raja ,jala nauli basa (terima kasih atas kebenar

                                            an putri Raja,benarlah engkau putri Raja yang berhati mulia)selesai meng

                         ucapkan kata-kat ini terdengarlah tangis bayi di para-para.

 

PM                :Ai aha doi amang(apakah itu suamiku)

RS                  :Ima da inang na huboani,anakta do i tubu ni na huoli di uluan mabiar au 

                         atik nahasogohononmu,umbahen na maol hu alus,jala umbahen marsak 

                                     rohaku(Itulah yang saya bawa ia adalah putra kita di lahirkan oleh istri 

                                             saya di Uluan,hatiku takut kalau-kalau engkau benci,sehingga sulit saya 

                                              beritahu dan membuat hati saya sedih)Ia juga mengambil bayi tersebut

                                                dan diberkan kepada Siboru Pinggan Matio,kemudian dia juga bercerita

                                                seluruh kisah perjalanannya hingga anak tersebut lahir dan di bawa ke 

                                                Huta Lahi'

PM                  :Parsaulian do hape di ho di hami(kebahagiaan yang kau bawa kepada kami)

                                                ia langsung mengambil dan menggendong bayi tersebut.Nunga tambun 

                                                hape anakku,jala Raja Tambun ma goarni on baenon(sudah tambah anak 

                                                kita,si Raja Tambunkita namakan dia) 

Ketika itu juga Pinggan Matio menyusukan bayi tersebut seraya mengatakaninangmu ma au 3x(saya adalah ibumu3x) dengan ucapan Pinggan Matio ini berarti sumpah Raja Silahi Sabungan kepada mertuanya Raja Padang Batang Hari tidak berlaku lagi.Ketika itu Pinggan Matio sudah lanjut usia sehingga air susunya tidak ada lagi,pada saat menikah dahulu ia diberikan  Padehal(bentuk rotan dianyam tiga lapis berbentuk bulat sebesar jari tangan),yaitu suatu pengetahuan untuk melancarkan air susu bagi ibu rumah tangga,Raja Padang Batang Hari menggunakan Padehal tersebut untuk mengurut air susunya kembali,akhirnya terpancarlah air susunya seperti baru melahirkan.Jadi Raja Tambun di besarkan dari air susuSiboru Pinggan Matio,bukan dari dari susu dari ibu kandung yang melahirkannya Yaitu Siboru Milingiling.Raja Tambun di rawat disayang dan di besarkan olehSiboru Padang Batang Hari dan oleh kakakya Siboru Deang Namora bahkan ssaudara laki-laki yang amat di sayangi oleh Siboru Deang Namora.

Friday, 14 August 2020

SILAHI SABUNGAN KAWIN DENGAN SIBORU PINGGAN MATIO BORU PADANG BATANG HARI

 Hari yang telah di tentukan,yaitu hari yang baik dan yang disepakati telah tiba.Raja Parultop Padang Batang  Hari dari Balla membawa putrinya disertai rombongan menemui Raja Silahi Sabungan.Isteri Raja mempersiapkan bawaan mereka sesuai dengan adat kebiasaan ketika itu,yaitu"Domen Pitu Njujungan"raja Parultop membawa tujuh putri kelak salah satuakan dipilih Raja Silahisabungan,masing-masing putri menjunjung kantongan tersbut dari anyaman bayon jeis tumbuhan pandan,di dalamnya berisi domen.

Setelah Raja Parultop tiba di Huta Lahi berikut dengan rombongan serta ketujuh putri,sedangkan Raja Silahi Sabungan berdiri tegak dengan sikap sopan di seberang sungai .Raja Pakapak berkata:"Nunga dison anggim pillitma"(adikmu sudah disni pilihla).Raja Parultop menyuruh agar putrinya dulu menyeberang kemudian menyusul putri yang kedua,ketiga ,keempat,kelima ,keenam,dan terakhir putri ketujuh,setelah tiba di seberang sungai putri pertama sampai ke enam pakaiannya tidak basah,sebaliknya putri ketujuh basah dan kuyup,sesudah itu Raja Silahi sabungan membawa Raja Parultop,puteri-puerinya serta rombongan masu kerumah.Putri tersebut disuruh masak  tetapi putri pertama dan keenam tidak ikut memasak,apa penyebabnya masih belum jelas di ketahui,tetapi ada kemungkinan agar mereka rapi dan cantik dipandang mata,hingga kelak Raja SilahiSabungan memilih satu diantara mereka.

Lain halnya dengan putri  bungsu dia sibuk memasak untuk makanan mereka,setelah selesai makn dan berbincang-bincang tentang berbagai hal akhirnya Raja Parultop maerga Padang Batang Hari berkata kepada Raja Silahi Sabungan"tujuh adik-adikmu sudah berada disini Apakah engkau telah memilih satu diantara mereka untuk menjadi isterimu"Raja Silahi Sabungan menjawab:Saya sudah memilih puteri bungsu menjadi isteri saya,saya memilih putri bungsu kaerna pakaiannya basah ketika menteberangi sungai dan dia memasak makanan untuk kita makan.Permpuan seperti itulah yang saya anggap Boruni Raja(PuteriRaja) dan pantas menjadi isteri saya walaupun ada cacat di matanya,demikian ucapan Raja Silahi Sabungan,memilih Si boru Pinggan Matio.Raja Silahi Sabungan menilaikeenam putri tersebut so maila(tidak malu) tidak memiliki sopan santun,sebagai putri tidak malu mengangkat pakaiannya sehingga bagian bawah  dari tubuhnya menjadi kelihatan,meskipun diantara mereka ada laki-laki disekitarnya.Sebaiknya puteri bungsu maila (maradat) yang tidak merasakan malu dan tidak beradat adalah jin,dan tidak mungkin di jadikan isteri.Dengan adanya peristiwa tersebut maka dinamakanlah sungai yang mengalir dibelahan kampung tersebut"Binangan so maila"(sungai tidak malu).

Raja Parultop kagum dan heran terhadap raja Silahi Sabungan karena dapat memilih putri yang sesnuguhnya berujud manusia,sebab putri yang enam lagi yang menyertai putri Raja adalah benar jolma jadi-jadian (manusia jin) yang diciptakan oleh raja Parultop menjdi putri-putri cantik dengan tujuan untuk menguji kesaktian Raja Silahi Sabungan,sakaligus sebagai batu ujuian apakah Raja Silahi Sabungan layak menjadi menantunya dan benar-benar Raja,andai kata salah seorang putri dari enam putri yang di pilihnya sudah jelas tidak mendapat apa-apa kecuali hanya manusia jin saja.Raja Paruoltop pun sangat kagum terhadap Raja Silahi Sabungan,karena saat memilih teman hidupnya sebagai isteri tidak tergoda oleh wajah cantik,tubuh yang indah,molek,melainkan mengutamakan peringai dan budi pekerti,setelah Raja Silahi Sabungan menyampaikan pilihannya kepada Raja Parultop marga Padang Batang Hari malam hari itu juga Raja Silahi Sabungan di kawinkan.

Raja Padang Batang Hari meresmikan dan memberkati putri dan menantunya agar mendapat keturunan,dan memohon kepada Mulajadi Nabolon,di kemudian hari keturunannya mendapatkan sahala Raja,kekeyaan, banyak keturunan dan memiliki pangkat,mereka semua bergembira.

Dua malam mereka menginap Di huta Lahi dan kemudian Raja Padang batang Hari dan rombongannya pulang Ke Balla,mereka dibekali oleh Raja Silahi Sabungan dan Siboru Pinggan matio membawa ikan yanga besar-besar yang sudah dimasak dan di bungkus dalam daun yang harum.Berselang beberapa bulan Siboru Pinggan Matio mengusulkan kepada suaminya Raja Silahi Sabungan tentang kerinduannya kepada orangtua dan saudara-saudara di kampung orangtuanya di Balla dan supaya  mereka mengunjunginya,keinginnan untuk melepas rindu tersebut dikabulkan Raja SilahiSabungan mereka pun pergi ke Balla.Ketika si boru PInggan Matio sedang hamil muda,maka putri dan menantunya di beri makan,makanan tersebut juga harus dilengkapi dengan buah tiung yang masih kecil,daun alun-alun,hasobi sedikit garam kemudian diatasnya dikasih ikan,semuanya ini di buat didalam piring berlapis balea yang pertama memakan adalah Siboru Pinggan Matio baru kemudian Raja Silahi Sabungan.

Ketika berjunjung ke tempat Raja Padang BatangHari atau Raja Parultop pada ketika itu juga Raja Silahi Sabungan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit dab bala,melalui pengetahuan datu yang dimilikinya,sebab itu mertua dan sanak saudara isterinya serta penduduk kampung tersebut sangat sayang kepada Raja Silahi Sabungan dan isternya.Setelah Raja silahi Sabungan dan isterinya selesai melepas rindu debgan kedua orangtuanya,saudara-saudaranya dan kampung halamannya mereka pamit kembali ke Huta Lahi.Dalam perjalanan pulang mereka melalui Dolok Simordong salah satu tempat keramat di Silalahi Nabolak terletak diatas bukit yang terjal dan salah satu tempat pintu masuk dan keluar ke Silalahi Nabolak dan Tao Silalahi.Raja Silahisabungan dan isterinya yang sudah leleh dan di barengi rasa haus duduk beristirahat sambil memandang air Danau Toba yang jernih.Rasa haus Siboru Pinggan Matio semakin menjdi-jadi ,ia mengatakan kepada Raja Silahi sabungan suaminya"adong do aek alai holan boi berengon,ndang boi inumon laho paulak hosa"(ada air tetapi hanya boleh di lihat,tidak bisa di minum untuk mengembalikan rasa haus dan nafas yang tersengal-sengal).

Raja Silahi Sabungan mengerti keinginan isterinya,ia martonggo (berdoa) kepada Mulajadi nnNabolon agar di beri air,selesai berdoa ia menghujamkan tongkatnya ke batu di sisi bukit yang terjal dimana mereka duduk dan beristirahat,ternyata doa Raja Silahi Sabungan di kabulkan oleh Mulajadi nabolon sebab air keluar dan memancar dari batu dimana tongkat Raja Silahi Sabungan di hujamkan.

Kemudian Siboru Pinggan matio dam suaminya Raja Si lahi Sabungan meminum air tersebut sepuasanya,mereka juga mengucap syukur kepada Mulajadi Nabolon,setelah itu mereka melanjutkan perjalanan pulangke Huta Lahi.Samapi tahun 1980,jalan ke Silalahi Nabolak belum di buka seperti  keadaan sekarang ini,maka warga masyarakat keturunan Silahi Sabungan harus berjalan kaki melalui jalan setapak dan harus melewati Aek Sipaulak Hosa,ketka keluar masuk menuju jalan besar yang menghubungkan kabupaten Karo dan Kabupaten Dairi dari Silalahi Nabolak berjalan kaki dengan jalan setapak dan mendaki.karena jalan mendaki.maka ketika tiba di puncak bukit tiao orang sudah leleh dan haus,yaitu suatu tempat Raja SilahiSabungan dan isterinya beristirahat.Mata air peninggalan Raja SilahiSabungan Sampai akhir tahun 1970,masyarakat Silahi nabolak baik pergi dan pulang maupun keluarga yang berkunjung apabila menggunakan jalan setapak tersebut harus beristirahat di lokasi aek sipaulak hosa sambil minum air tersebut untuk menghilangkan rasa capek dan haus disamping memulihkan tenaga agar pulih kembali,mata air tersebut dinamakan"Mual/Aek Sipaulak Hosa"

Dari atas dasar pengira-ngiraan loeh para keturunannya Raja Silahi Sabungan dan isterinya  Siboru Pinggan Matio Boru Batang Hari pada masa kehidupannya,dapat di pastikan sangat bahagia dan harmonis,hal ini dapat dilihat dan diamati berdasarkan kedekatakan keturunannya terhadap pamannya atau tulangnya,keturunan Raja Silahi Sabungan sampai saat sekarang ini,mulai dari putra sulungnya yang bermarga Sihaloho sampai pada putranya yang bungsu yaitu Raja tambun sama-sama mengetahui bahwa paman mereka adalah Padang Batang Hari dan Manurung secara serentak diantara mereka senantiasa merasa bahwa bahwa marga Silalahi rumpun yang tujuh hingga kedelapan yaitu Raja Tambun tidak pernah hilang dari ingatan mereka,sehingga apabila pihak tulang atau paman yang dua ini bersinggungan dengan para keturunan namboru mereka yang jumlahnya relatif sangat banyak masing-masing dapat merasakan kedekatan yang sangat luar biasa dalam perlakuan sehari-hari,pihak keturunan sangat menghormati pihak paman Raja SilahiSabungan  mempunayi tujuh orang putra dan satu orang putri dari isterinya Siboru Pinggan Matio boru Batang Hari urutannya adalah sbb:

  1. Haloho
  2. Situngkir
  3. Sondi/Rumasondi
  4. Dabutar
  5. Dabariba 
  6. Debang
  7. Pintu batu
  8. Deang Namora(putri) 

Nama-nama dari keturunan Raja Silahi Sabungan adalah pemberian dari Raja Padang Batang Hari,hal ini adalah suatu kebiasaan bagi adat Pakpak,bahwa yang memberi nama adalah pihak tulang atau hula-hula.Tiap nama memiliki makna dan selalu ada hubungannya dengan peristiwa tertentu.

Haloho dai kata pakpak:kaloko,ketika lahir Raja Padang batang hari sedang markaloko(berbincang sambil duduk.

Tungkir(Tongkir)dalam bahasa pakpak berarti melihat/mengunjungi putri dan menantunya pada sat itu putra kedua lahir

 Rumasondi:ketika lahir Raja Padang batang hari sedang mendirikan rumah  yang atapnya terbuat dariSondi/sampilpil yang di jalin.

Sidabutar dalam bahasa Pakpak:Butarda,ketika lahir  Raja Padang Batang Hari mendirikan rumah Borsa (rumah pertemuan atapnya dari butar)

Dabariba dari kata daba dalam bahasa Pakpak karena wajahnya berbeda dari wajah abang-abangnya

Debang dalam Bahasa Pakpak:deban yang berarti orang lain,ketika ia lahir  sudah lebih dulu Patiktikyaitu abang Raja Padang Batang Hari melihat debang lahir baru datang Raja Padang Batang Hari.

Pintu Batu  atau pitu batu pada saat Raja Silahi Sabungan pergi mengunjungi mertuanya dan membutat 7 lesung batu,pada saat itu Raja Silahi Sabungan dengan mertuanya Raja Padang Batang Hari bertapa di Lae Pondom.

Pada saat mereka selesai bertapa anak Silahi Sabungan lahir,dinamakanlah /disebutlah Pitu batu.Pada saat itu juga Raja Pakpak Raja Padang Batang Hari melihat Parhalaan bahwa,pueri Si Boru Pinggan Matio hanya memiliki satu lagi anak putri dibeikan namanya Deang dengan Arti terakhir atau bungsu atau ampun-ampun dalam bahasa Pakpak.

 

 

  1.   

 

 

 

Thursday, 13 August 2020

SILAHISABUNGAN MENINGGALKAN LUMBAN GORAT BALIGE

Raja Silahisabugan adalah putra ketiga dari tuan Sorbanibanua yang di perkirakan lahir tahun 1525 atau 475 tahun lalu di Lumban Gorat Balige,Silahi Sabungan berasal kata "lahi" artinya laki-laki,sabungan berarti laki-laki jantan/jagoan.

Wajah memancarkan semangat kewibaan dan sekaligus kelemahlembutan,Raja Silahisabungan adalah seorang kesatria,sakti,pintar bicara,Datu bolon sehingga mampu mengobati berbagai penyakit dan menghindarkan bala,karena dia dikaruniai sahala harajaon dan sahala hadatuon sehingga dia merupakan perpaduan dari Sabungan ni harajaon dan Sabungan ni hadatuon.

Kemampuannya dapat dinyatakn sebagai kwlitas berbicara,kwlitas kebijakan,kwalitas dihormati,kwalitas  kebesaran,kwalitas ketrampilan dalam ilmu datu.Karena berselisih dengan Bagotnipohan maka Raja Silahisabungan dan adik-adiknya Raja Oloan meninggalkan Lumban Gorat Balige  kampung halaman tempat mereka di lahirkan.

Raja Silahisabungan membuka kampung di Huta Lahi desa Silalahi sekarang dan Raja Oloan di Pangunguran dan kemudian ke Bakarra.Huta Lahi(Silalahi nabolak sekarang)Pangunguran dan Bakkara selam beberapa abad oleh keturunan Raja Silahi Sabungan baik adiknya Raja Oloan,keturunana mereka menganggap bahwa desa Silalahi Pangururan dan Bakakara adalah merupakan kampung induk,yaitu dianggap sebagai huta parserahan,Bona Pasogit,atau Bona nipinasa(kampung penyebaran).Ketika meninggalakan Lumban Gorat mereka mengembara tanpa mengetahui kemana pasti arah tujuan.

Ditengah perjalanan,mereka mengingat akan kampung halaman kakek mereka yaitu Tuan Soriman

garaja di Pangururan mereka sepakat untuk kembali kesana.Pangururan juga merupakan kampung induk atau tempat penyebaran dari keturunan Tuan Sorimangaraja kakek mereka,menuju Pangururan mereka menelusuri pantai danau Toba sekarang disebut Muara,Bakkara,Banuarea hingga mereka tiba di Siogung-ogung,Pangururan. Sekarang,Siogung daerah Pangururan,Raja Silahisabungan meras asap api Lumban Gorat Balige masih kelihatan sehingga ia mengajak adiknya Raja Oloan untuk pergi jauh lagi,Sebaiknya Raja Oloan mengatakan kepada abangnya Raja Silahi Sabungan agar mereka tinggal dan membuka kampung di tempat tersbut sangat baik dijadikan sebagai tempat tinggal .Raja Oloan juga memutuskan untuk tinggal dan membuka kampung di Siogung-ogung Pangururan sebelah timur Dolok Pusuk Buhit.

Berdasarkan turasi,dan setiap pembicaraan tarombo yang di turi-turikan oleh para orangtua Pematang Siantar Kabupaten Simalungun sekitarnya yaitu para orangtua keturunan Raja Parmahan yang membuka kampung parserahan di Sianjur,Balata dan Tiga bolon Sidamanik,dihikayatkan;bahwa ketika adik Bagotnipohan pergi mencari ramuan (pulungan) sebagai perlengkapan untuk suatu upacara magis yang di sebut horja horbo sangti (upacara pesta kerbau sakti) mereka tidak lulus mencari ramu-ramuan,disaat kapergian mereka pikiran mereka tertuju untuk mencari tanah yang bisa mencari cikal bakal kehidupan.Tentang hal ini juga di ceritakan;Paettua(putra kedua) Sorbanibanua memilih tetep tinggal di sekitar Balige yaitu Laguboti yang telah mereka kelilingi lebih dulu saat mencari pulung-pulng horja horbo sangti.

Raja SilahiSabungan juga telah mengungkapkan dalam perbincangan mereka bahwa desa Tambunan sekarang yang ada di Balige telah di pilih,bahkan sudah mengklaim miliknya (panjaeannya).Tentang cerita-cerita rakyat ini,Keturunan Raja Silahisabungan yang kembali bermukim di Balige juga mengtajan hal itu;dan yang memberitahukannya adalah keturunan Paettua yang juga adalah abangnya yang mengadikkan Raja Silahi Sabungan,Raja Silahisabungan terus melanjutkan pengembaraannya mencar tempat tinggal yang lebih jauh untuk memastikan agar asap api yang ada di Lumban Gorat balige tidak kelihatan,ia tetap teguh memegang janji yang mereka ucapkan terhadap abang Bagotnipohan.

RAJA SILAHISABUNGAN MEMBUKA KAMPUNG INDUK DI HUTALAHI

Dari dolok Lahi Raja Silahisabungan memandang ke bawah kearah pantai danau Toba dan di lihatnya lembah yang luas dan danau yang indah.Ia menelusuri lereng gunung/bukit menuju dapdap dan kemudian ke huta Lahi sekarang,hal ini ia laksanakan untuk memastikan apakah lembah tersebut sudah ada penghununya atau belum.

Ditempat ini atau yang disebut Huta Lahi ada sungai yang mengalir dan nama sungai itu,Raja Silahisabungan menyebut namanya Binanga Sibola Huta dan benar-benar mengalir dari tengah-tengah kampung Huta Lahi dan bermuara ke pantai danau Toba yang jaraknya hanya 100M dari desa yang disebut Huta Lahi.

Huta Lahi tempat SilahiSabungan mula-mula bermukuim dia mendirikan satu"Rumah Pansa" rumah kecil dan sederhana dengan tiang yang agak tinggi dan beratap lalang,sehari-hari Raja Silahisabungan hidup berburu dan menangkap ikan baik di sungai Sibola huta dan di danau Toba dan juga bertani.Ketika Raja Silahisabungan mendirikan Ruamah Pansa,kemudian pergi mandi ke Danau Toba disekitar tempat tinggalnya,ia menikmati segarnya air danau Toba itu,didorong oleh rasa senang dan girang,ia mengucapkan kata-kata yang bunyinya;"taoku ma on" sampai tiga kali(ini adalah danau milik saya ) sambil mencipratkan air danau itu ke atas dengan telapak tangannya maka danau di sekitar desa Silahi sekarang ini,kemudian dinamakan Tao Silalahi" membentang luas sampai ke perbatasan yang tampak ke arah Tambun Rea,dan diakui dalam hukum adat masyarakat Batak hingga sekarang ini dan harus tetap lestari.

Raja Silahisabungan membuka sawah dan ladang,ia membakar rumput dan pohon-pohon yang di tebangnya,selain agar dapat di jadikan sawah dan ladang,maksud lai membakar rumput adalah agar adiknya Raja Oloan melihat asap sebagai pertanda bahwa ia sedang hidup dan sehat,sesuai dengan janji mereka berdua,dari dapdap sangat jelas kelihatan tempat tinggal adiknya Raja Ololan di Siogung-ogung Pangururan.Tidak lama kemudian setelah Raja Silahi Sabungan memlilh kampung di Huta Lahi ia kedatangan" tamu" suatu rombongan yang sedang berburu.

Melihat kedatangan tamu tersebut bukan membuat Raja Silahi Sabungan takut,melainkan merasa senang dan girang hati,sebab ia sudah agak lam hidup sendirian.Ternyata rombongan itu ialah Raja dai Balla orang Pakpak sedang berburu ke hutan hingga tiba dekat rumah pansa milik Raja Silahsabungan.Raja tersebut adalah keturunan Zeud yang berarti seribu dan asal usulnya darikeling/India.

Raja tersebut juga memiliki ilmu adikuadrati/dukun besar.Karena hari telah sore mereka melihat gubuk sederhana milik Raja Silhi Sabungan mereka menghampirinya dan ternyta mereka melihat ada orang sebagai penghuni rumah pansa tersebut.Mereka bertanya siapakah engkau ini permisi untuk menempati daerah kerajaan kami.Raja Silahisabungan yang memiklik budi pekerti yang baik dan bijaksana,tenang dan berwibawa.Raja Silahisabungan justru mengatakan,mendekatlah kesini,mari kita masuk kerumah,hari sudah sore,Raja Silahisabungan mengetahui bahwa "tamunya"pasti lapar,sehingga dia msmasak nasi dan  kemudian mereka makan bersama.Selesai makan Raja PakPak kembali bertanya,Siapakah engkau dari mana asalmu.Raja Silahisabungan dengan jujur mengatakan bahwa asal usulnya dari atoba dan dilanjutkan perkataannya,bahwa tanah yang saya duduki ini adalah tanahku dan air yang saya minum ini juga airku.Ketika mengucapkan kata-kat tersebut ia sedang duduk diatas hajut-hajut(tas kulit) berisi tanah dan juga minum air dari hajo-hajo miliknya.Kemudian Raja Silahisabungan meneruskan ucapannya jika yang saya katakan itu tidak benar,maka sayabersedia dikutuk oleh "Mulajadi Nabolon" setelah mengucapkan kata-kata itu ia langsung berdoa kepada Mulajadi Nabolon dan sekalian alam,dia mengucapkan dengan kata-kata teratur dan penuh wibawa.Karena sesungguhnya berdasarkan pengetahuan adikodrati/dukun yang dimilikinya ia sudah menduga pertanyaan Raja PakPak tersebut.

Dia sudah mempersiapkan jawaban yang akan dia berikan Tonggo atau doa Raja Silahisabungan sangat magis penuh makna dan wibawa sehingga membuat Raja Pakpak berpikir.Orang ini tidak mungkin mendoakan kepada Mulajadi Nabolon jika apa yang dikatakannya tidak benar,malamnya Silahisabungan masih tetap menjamu Raja Pakpak (tamunya) dengan makan serta lauknya ikan yang besar-besar dibakar dan sangat enak,sampai pagi hari mereka bercerita,harajaon hingga menjelang pagi,dari hasil martutur tersebut  Raja Silahisabungan memanggilnya tulang dan dia( Raja Silahsabungan)adalah ponakan atau bere dari Raja Parultop.Pagi hari Raja Silahisabungan kembali menjamu makan Raja Parultop (Raja Pakpak) dan rombongannya dengam menyuguhi ikan bakar yang besar-besar.Raja Parultop mengamati bahasa Raja Silahi sabungan sangat pantaas bila dijadikan menantunya.Suatu dialog mereka sbb:

Raja Parultop(Pakpak)    :Dimana isterimu,kenapa tidak kau tunjukkan kepada kami?

Raja Silhisabungan          :Belum ada isteri saya

Raja Pakpak                     :Mengapa kamu sudah dewasa tapi belum kawin?

Raja Silahisabungan        :Tidak ada gadis yang mau saya kawini

Rja Pakpak                       :Ada anak gadisku dikampung maukah engkau menantuku?

Raja Silahisabungan        :Saya senang perkataan Raja tetapi rasanya saya tidak pantas pada putrimu.

Raja Pakpak                     :Sudahlah hati saya senang engkau jadi menantuku.

Raja Silahisabungan        :Jika demikian kata Raja  alangkah baiknya jika putri ada disni biar saya men

                                          genalnya

Raja Pakpak                     :Sangat baik kami dengar bahwa engkau bersumpah bahwa engkau belum

                                            beristri

Raja Pakpak                     :Jika engkau sudah beristri padahal engkau mengaku belum nerstri,semua ma

                                            har hilang dan juga harus mengurus anak perempuanku,dan engkau tidak di                                              perkenankan lagi kawin dengan perempuan lain.

Setelah terjadi dialog tadi Raja Silahi sabungan mengikat janji,yaitu Raja Parultop dari Pakpak berjanji membawa putrinya ketempat tinggal Raja Silahi Sabungan sesuai dengan keinginan Raja Silahi Sabungan.Sebelumnya tersirat dalam pikiran Raja Silhisabungan ada baiknya Raja Silahi Sabungan mengenal lebih pasti Putri raja.oleh sebab itu,disaat rombongan Raja Parultop tiba membawa putrunya,Raja silahi sabungan sengaja menyambutnya berseberangan dibatasi oleh sungai yang sedang mengalir persis di dekat huta Lahi dimana namanya kemudian hari  disebut Aek Sibola Huta(aek Somaila),cerita tentang hal ini akan kita ikuti kemudian dalam bab lain.

Setelah sepakat,Raja Parultop pulang dengan rombongannya,mereka di bekali oleh Raja SilahiSabungan ikan besar-besar dan sudah di masak dan di bungkus dalam daun yang khusus dan segar,agar tahn lama sebagai oleh-oleh kepada calon mertuanya,tiba di Balua(Balla) permaisuri Raja bertanya kepada suaminya darimana mereka mendapatkan ikan dan siapa yng memberikan.

Raja Mengatakan bahwa ikan itu diberikan oleh Silahi,walaupun nama tersebut berubah panggilannya menjadi Silalahi bahkan menjadi marga,Raja telah menceritakan kepada isteri dan saudara yang lain.

Semua peristiwa yang dialaminya juga keramahan,kebaiakn dan kekaguman serta ungkapan hatinya berjanji untuk bermenantukan Raja SilahiSabungan,seraya meminta kepada putrinya agar bersedia menjadi istri Raja Silahi Sabungan dan permintaan itu juga sangat di setujui putrinya.

Tuesday, 11 August 2020

PERJALANAN HIDUP RAJA SILAHI SABUNGAN( BAG 1)

 Dihikayatkan setelah Tuan Sorbanibanua dan Siboru Anting malela meninggal dunia,maka sebagai orang tua dintara keturunan Tuan Sorbanibanua adalah saudara tertua dari  mereka yaitu Bagotnipohan.Ini menjadi tradisi bagi masyarakat Batak dimana jika Bapak meninggal,maka yang kehilangan Bapak adalah putra sulung,sedangkan putra kedua dan seterusnya tidak kehilangan bapak,karena di gantikan oleh putra sulung.

SILAHISABUNGAN BERSELISIH DENGAN ABANGNYA BAGOTNIPOHAN

Suatu ketika terjadilah kemarau panjang selama 6(enam) bulan menimpa Lumban Gorat (Kampung Induk) untuk mengatasi kemarau tersebut,maka datu/guru mencari syarat apa yang harus dilakukan,kemudian dalam"manuk ni ampang"Tampak,keturunan Sornibanua harus melaksanakan upacara Horja yaitu:"Horja Horbo Sangit"(makam kerbau Sakti) yaitu suatu pesta keyakinan yang bersifat sakral,magis dan religius yaitu memohon berkat dari Mulajadi Nabolon (Dewata).Sebagai putra sulung,Bagotnipohan bertindak sebagai tuan rumah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan upacara horja tersebut.Dalam melaksanakan upacara Horja Horbo Sangit ini diperlukan pulungan atau ramuan antara lain:

  1. "Hau Borotan"(Kayu pembantaian kerbau-kerbau yang terdiri dari hau somarnaek sebagai tonggak kayu utama).
  2. "Hau Jungjung Dolok" sebagai penopang tongkak hau borotan
  3. Hotang Daursa untuk penarik dan pengikat kerbau yang akan dibantai
  4. Rudang-rudang(Daun-daunan)penghias hau borotan dan kerbau

Segala pulungan atau ramuan perlengkapan ini,bukan sembarangan melainkan memilki ciri-ciri khas yang menurut datu harus diambil dari"Harangan Leak"9hutan Angker) yang dikatakan sebagai tombak libo-libo paranggun-anggun ni homing jala parhau nalimut-limuton(hutan Lebat tempat berkumpulnya homing dan kayunya sudah berlumut).Tentang hau borotan misalnya di pesankan sama besar pangkal dan ujungnya kalau di tebang harus rubuh ke arah terbit matahari ,yang rubuh ke arah matahari terbenam jangan diambil.Untuk mencari pulungan tersebut,Bagot nipohan memerintahkan tiga adiknya yaitu:Paettua,Lahisabungan dan Oloan berangkat ke harangan (hutan) leak,meskipun dalam hati kecil mereka merasa keberatan.

Dalam hal ini Hutagalung mengatakan:

"Dungi borhatma nasida,alai ndada tulus langka nasida masiramuan.Mardalani do nasida mangkahapi tano,jumoloma nasida laho dompak laguboti,di ida nasida ma disi tano denggan bahen parhaumaan,dungi mardalani ma muse nasida sahatma ro di luat Silalahi nuaeng,di idama tanoi denggan bahen inganan.

Borhat ma muse nasida siani sai mardalani,sahat tu Bakkara nuaeng,di idama tano i denggan bahen parhaumaan dungi mulak ma nasida(Berangkatlah mereka tetapi tidak jelas arah mereka mencari ramuan,mereka berjalan-jalan mengelilingi berbagai tempat,pertama mereka pergi ke arah Laguboti ,mereka melihat tanah disana dan sangat baik untuk kehidupan.Dari Laguboti kemudian mereka berjalan-jalan hingga tiba di daerah Silalahi sekarang disini juga mereka lihat tanah sangat baik untuk tempat tinggal.Dari sini mereka kemudian berangkat dan berjalan berkeliling hingga tiba di Bakkara sekarang,disinipun tanahnya sangat baik untuk kehidupan sesudah itu mereka pulang).

data yang dikumpulkan berdasarkan hikayat mereka yang di perintahkan Bagotniphan pergi ke harangan leak untuk mencari pulungan adalah Silahisabungan,Oloan dan Hutalima,dikemudian hari sampai pada saat ini Keturunan Silahisabungan,Raja Oloan dan Raja Hutalima dalam kehidupan kemasyarakatan mereka ada kaitan persaudaraan melalui janji yang di buat oleh kakek moyang mereka,dengan kata lain,diantara keturunanPaettua tidak pernah mengatakan keturunan Raja Silahisabungan sebagai anggidoli,dan sebaliknya keturunan Raja Silahi Sabungan tidak pernah mengatakan keturunan paettua sebagai haha doli,sebagaimana keturunan Raja Silahi Sabungan mengatakan kepada Raja Oloan yaitu anggi doli.

oleh sebab itu mengapa keturunan Raja Hutalima ada di Dairi,diduga terjadi ada dua penyebabnya,pertama,ketika mencari pulungan tersebut,Raja Hutalima tersesat di hutan dan pada akhirnya di kemudian hari ia telah membuka kampung dan berketurunan di Dairi,dan yang kembali membawwa pulungan tersebut ialah Raja Silahisabungan dan Raja Oloan,ketika Raja Oloan tinggal di Pangururan,Raja Silahisabungan dan Raja Hutalima menuju Dairi dan Raja Silahisabungan menyusuri pantai Danau Toba ke arah timur,maka Raja Hutalima menuju bukit atau Utara.

Telah beberapa hari Bagotnipohan menunggu ketiga adiknya,belum pulang-pulang sedangkan hari yang baik sudah ditetepkan,sudah tiba,sementara itu Guru/datu mengatakan upacara Horja Horbo Sangti tetep di laksanakan meskipun ketiga adiknya belum pulang membawa pulung-pulung yang di perlukan,Tibalah hari yang sudah di tetapkan dan sesuai dengan petunjuk Datu akan tetapi Bagotnipohan akhirnya melaksanakan Horja Horbo Sangti tersebut.Hau Borotan digant dengan Hau Jabi-Jabi,Setelah upacara Horja Horbo Sangti selesai,datang ketiga adiknya membawa kayu (Huta) mereka bertemu dengan salah seorang penduduk dan memberitahu bahwa upacara Horbo Sangti sudah di laksanakan,mereka heran dan kaget sehingga mereka mengatakan"bohai" (masa demikian) sambil kesal,pulungan yang mereka bawa dijatuhkan dan untuk lebih meyakinkan.Oloan mengamati lebih dekat dan dia melihat sudah berkumpul kotoran kerbau yang disembelih,akhirnya mereka marah dan sakit hati kepada abangnya Bagotnipohan.Mereka saling bertanya apakah mereka harus kembali ke kampung menemui abangnya Bagotnipohan.

Lahi Sabungan mengusulkan,mereka harus menemui abangnya Bagotnipohan untuk meminta bagian milik mereka,Mereka menuduh Bagotnipohan tidak adil,dan sengaja mengucilkan mereka bertiga,agar tidak ikut dalam upacara tersebut,sebaliknya Bagotnipohan menyangkal dan mengatakan merekalah yang terlalu lama mencari ramuan perlengkapan,sementara Datu memerintahkan agar pesta harus dilaksanakan sesuai dengan hari yang baik yang telah di tetapkan,meskipun demikian Bagotnipohan tidak keberataan jika pesta diadakan kembali.Berikut ini kutipan dialog antara Bagotnipohan dan adiknya Lahisabungan dan Oloan,juru bicara Lahisabungan.


Lahisabungan:

Ia daba naso uhum do ale hahangmi,ia hami burju do roha nami mangoloi hatam laho mangalap pulung-pulungan tu harangan,hape hami do haroha nanaeng pasidingonmu,asa unang dohot hami jala asa holan ho margondang,Asa molo tung hombar do i pambahenan mi tu adat dohot tu uhum maradophon hami angim,ba rap horas ma hita,alai anggo na mangalosi do ho antng di adat dohot uhum ni omputa dohot amata,ba tung ho ma nasari disi.

Bagaimanalah alasan yang engkau perbuat tidak sesuai,kami menuruti perintahmu untuk mencari ramuan ke hutan.Tetapi rupanya niatmu sengaja untuk mengasingkan kami,agar kami tidak ikut dan hanya engkau yang bergondang.Kalau memang hal itu sesuai dengan adat dan hukum terhadap kami adikmu,sama-sama selamatlah kita,tetapi jika engkau yang melanggar adat dan hukum dari kakek dan ayah kita,engkaulah yang menanggungnya.

 

Bagotnipohan :

Olo anggia,taringot tu sarita munai,ba alusanku ma tutu,taringot disi ndang adong ahu nasala,ai na palelengku do hamu asa ro,tangkas do hu paboa hian tu hamu tingki ni horjai,jala hudok asa tibu hamu ro,hape malambat hu do hamu.Molo tung naso jumpang hamu hian pulungan i ,ba tibi hamu mulak paboahon,asa botoon marhusari,ianggo on dung pe jolo salpu horja asa mulak hamu,asa ndang dung ahu nasala disi hamu do naso marningot titi ni horjai.

Begini adikku,tenteng penyesalan kalian,perlu juga saya jawab,bukan aku yang salah ,kalianlah yang salah,sebab kalian terlalu lama pulang,sudah saya katakan tempo hari,kapan waktu pesta itu di laksanakan dan agar cepat pulang,tetapi kalian terlalu lamban.Kalaupun tidak ditemukan ramuan perlengkapan itu mestinya kalian cepet pulang memberitahukannya agar bisa di cari penggantinya,tetapi justru setelah pesta selesai baru kalian pulang,sehingga bukan aku yang salah,kalian lupa akan hari yang sudah ditetapkan.

Lahisabungan :

leleng pe hami mulak,nasai di taba hami do haui alai sai jomba dompak hasundutan do,alai dung godang hutaba hami adong ma dapot dompak habinsaran balgana pitu bolak,nungnga huboan hami haui,alai ditinggalhon hami do di balian ni huta on,atikpe dung sidung horjai,da hahang dang pola bohai,lehon ma di hami napatut jambar nami.

Kami lama pulang,karena pohon yang kami tebang selalu rubuh ke arah barat,tetapi setelah banyak pohon yang kami tebang akhirnya kami menemukan pohon yang terjerambab ke arah timur,kayu tersebut sudah kami bawa tetapi kami tinggalkan di ladang dekat kampung ini,walaupun pesta sudah selesai,tidak apa-apalah,tetapi berikanlah kami jambar/bagian tertentu dari daging yang layak menjadi milik kami.


Bagotnipohan :

Dang adong parjambaran di hamu songon na nidok munai,alai atik pe hudok songoni,ba masihol do ahu anggia maranggi,pauk-pauk hudalima,pago-pago tarugi,ba tading ninulahi nasega pinauli,taulakhon pe mangan horbo sangti sahalinai.

Tidak ada jambar untuk kalian seperti yang kalian minta,meskipun demikian,saya sangat sayang terhadap kalian adik-adikku,maka yang tertinggal kita ulangi,yang salah kita perbaiki,mari kita ualngi makan kerbau santi sekali lagi.

Akhir nya mereka yang kakak beradik bersepakat untuk menyelenggarakan pesta sekali lagi,tetapi diantara mereka terjadi perbedaan pendapattentang parjambaran(lambing perolehan dalam upacara adat karena hak dan kewajiban menurut pereturan dalihan natolu),tentang bagian-bagian ternak yang disembelih,lebih luas lagi mereka membicarakan aturan tortor atau tari menari.Ketika adiknya telah mengatur pembagian jambar sebagai berikut:

Paettua mendapat ihur-ihur,Lahisabungan  mendapat hulang-hulang dan Oloan mendapat paru-paru.Dalam dialog ini Lahisabungan melibatkan abangnya Paettua,akan tetapi dalam hikayat cerita -cerita rakyat dan turi-turian yang sampai kepada kami bahwa Paettua tidak turut serta dalam pembagian jambar dan waktu mereka menemui Bagotnipohan hanya Lahisabungan dan oloan yang hadir.Bagotnipohan menolak dan mengatakan,bahwa jambar tersebut adalah milik tuan rumah Suhut dan di letakkan diatas raga-raga upacara Horbo Sangti.(Raga-raga adalah tempat yang disakralkan empat persegi dan digantungkan ditengah tempat  upacara.Ketika adikyna tidak senang dan keberatan karena menganggap jambar yang telah diaturkan mereka tetap menjadi milik Bagotnipohan akibatnya mereka berselisih dan ketiga adiknya mengatakan hal berikut kepada Bagotnipohan.

"Bah nalaho di ho do hape sude parjambaran i ,molo songoni ndang olo  hami/,ndang ringkot be rohamani rap dohot ho maringan dison,tumagon nama hami laho sian on,asa tung timus ni api nami pe molo jomba dompak ho ingkon intopan nami,haru gaol nami molo dompak ho sombana ikkon tampulon nami,asa gabe ma gabem,magoi magom ndang ro di ho be hami".

Bah untuk kamu rupanya semua jambar itu,jika demikian kami tidak mau,tidak penting lagi bagi kami bersama dengan engkau,tinggal disini,lebih baik kami pergi dari sini,dan asap kamipun kalau jantungnya condong kepada kamu harus kami potong,Nikmatilah sendiri kebahagiaanmu,tanggung sendiri kesedihanmu,kami tidak lagi bersama dengan kamu.

Mereka bersumpah tidak akan menuruti Bagotnipohan jika suatu saat Bagotnipohan memerlukan mereka,mereka sepakat untuk berdlih dimana Bagotnipohan datang ke Paettua,maka Paettua harus mengatakan terserah Lahisabungan,jika datang kepada Lahisabungan harus mengatakan terserah Oloan dan jika datang kepada Oloan harus mengatakan terserah Paettua.Akhirnya Paettua,Lahisabungan dan oloan berangkat meninggalkan kampung halamannya,tetapi sebekum berangkat,mereka bertiga saling bertanya:kalau kita berangkat dari kampung ini,apa yang kita bawa?Lahisabungan menemukan gagasan dan menyampaikannya kepada abang dan adiknya:kita bawalah tanah satu genggam dan air satu buli-buli,mereka bertiga setuju dan kemudian masing-masing mengambil tanah dan memasukkan ke dalam kantong kecil atau hadangan dan mereka juga mengisi air buli-bulinya masing-masing hingga penuh.Setelah itu mereka pergi.

Berdasarkan uraian diatas tampak beberapa pendapat tentang perselisihan antara Bagotnipohan engan adik-adiknya yaitu,dalam satu sisi mengatakan bahwa Bagotnipohan beritikad buruk dan sengaja tidak mengikutsertakan adik-adiknya Paettua,Lahisabungan dan oloan dalam pesta partonan "Horbo Sangti"tersebut

Dalam sisi lain mengtakan bahwa ketiga adiknya lalai atau sengaja berlama-lama untuk kembali membwa pulungan tersebut,kaerena sejak awal mereka tidak senang atau keberatan mencari hau borotan tersebut.                           


            BERSAMBUNG BAG 2

TUGU RAJA SILAHISABUNGAN(Peristiwa tahun 1967 s/d 1981)

Pomparan Raja Silahisabungan Si nomor pitu ima turpuk pintubatu ,dibahen nasida do sada rencana naeng pajongjong Tugu ni Pintubatu di Silalahi nabolak.Ima sitolu tali:1.Huta Balian. 2.Lumban Pea.3.Sigiro.Diprakarsai oleh OjahanPintubatu(mantan Dubes)Partapakanna ima di Lumban Pintubatu,Maket tugu dari bahan kayu dibuat oleh G.S.Pintu batu(KepDesParopo1946 s.d 1968)Maket digambar ke kertas untuk menghitung bahan besi dan semen oleh Mukdin Pintubatu siswa STM,biaya nungga dipasisir.Dibagasan tahi di gokkon marga pintubatu do angka dongan tubuna ima pomparan ni Silahisabungan na adong di huta Silahi nabolak.Ima songon mangido tangiang asa denggan mardalan sesuai rencana.Pangkataion dibagasan tahi rodo angka dongan tubu mulai sian Si Haloho sahat tu Si debang mandok,denggan rencana ni turpuk Pintubatui,alai ungdenggan do molo tapajongjong tugu ima Tugu Raja Silahisabungan.
Sude  pandapot ni angka dongan tubu denggan do di tolopi turpuk pintubatu,alai marpanukkun do ibana tu natorop,ninna"Boha do hita pomparan ni Omputa Raja Silahisabungan boi do hita marsada?alana hita nungnga sahat rodidia.Molo hita pomparan ni Silahisabungan boi marsada hami turpuk Pintubatu marlas ni rohado,molo dos do rohatasude,dibatalhon hami pe pajongjong tugu ni Pintubatu di hutaon"
Dongan tubu ni Pintubatu ima sian turpuk ni Sihaloho mandok:"Sude hita mambahen usaha,jala hita naro di bagasan tikkionasa rade hita songon ulaon ni tahita.Tapukkama sada parrapaton ima songon na manggokkon angka dongan tubutta,tamulai ma sian topi tao Toba jala sude nadi Sumatra Utara"
Sian mangalehon gogo dohot partikkian sian piga-piga marga Silalahi/pomparan ni Silahisabungan,pasahaton undangan ,suang songoni muse patordingkon angka tarombo,Huta Silalahi,Paropo,Tongging mambahen boras simpitan.Artina:Setiap mangaloppa mardahan dijomputma sajomput,dipamasukma tu celengan.Sahali saminggu ro ma perwakilan lumban mamboan goni.Dipapungumai jala di serahkon tu sada inganan( Panitia induk).

Tingki manontuhon inganan ni tugui,ndang boi sada pandapot,mambahen sada haputuson di jou ma sada jolma na malo,naboi mangkatai dohot na ditoru  ni horsik.Jolma nasongoni  adong do di Belawan,di jouma jala di boan tu huta Silalahi,imulai nasidama acara.Marulak-ulak  naeng masuk namarbinoto tu inganan Silahisabungan nasoboi berengon ni jolma namangolu.Alai dang bongkot,dipatupa ma parsattabianna.Marpangidoan asa bolas.Alai dung bongot ibana,:"Ndang adong haporluon tu hami,na boi masuk tu inganan on  holan simnikku do, lao ma ho jala unang be ro tuson".

Jolma parbinoto i mulak ma ibana jala di paboa ma tu Pomparan ni Silahisabungan na adong disi,ninna ma:"Ahu dang pak/barani be tu inganan nasida,mintor di tutup do pamanganhu dohot tanganna,jala didok tu ahu,holan siminikku do na boi ro tuson,nang pe songoni bersedia do ahu mandongani tu naolo ro tu inganannai,alai ikkon sia siminikna do naboi".

 Angka natua-tua di huta Silalahi mintor di bahaen nasda do rapot nagelleng,jala marsisunggulan ma nasida taringot ni angka turi-turian jolma najolo,jala aha do solomonna/kesukaan na jolo,marningot tona -tutona tu pomparanna.Dosma roha nasida,dipatupa nasidama sada pesta,mangkulingma ogung sabangunan,dipalu ma gondang siTolo pulu tolu.Sai manortori ma nasida,jala toppu soluk ma tu sahalak namanortori,Jala ruar ma hata najolo,di buat nasidama tape recorder mangarekam hatai.Nahaposon I dilungkupima dohot kain nabirong manigor mardalan tu sada inganan ima Mars,di patuduhon ma inganan,ima tano hamateanna jala di paboa songon dia parsuda ni hosana.Hasil rekaman i di pahusor-husorma tu hata si saonari,godang do bedana alai godang domuse nasarupa.

Misalna rupani mandok Ulu=hata najolo Simajujung,butuha=hata najolo Siubeon dohot Pat= bahasa najolo Simanjojak dohot angka hata na asing.Tahun1967 jolma namarumur 70 taon tingki i,boi do mangantusi hta nadi rekammi,Dibahen nasidama kesimpulanna,:"Nungga tingkina dagingku ikkon mate,alai dipomparanku ndang adong na boi mangantusi i,hu patolhas pe i tu nasida molo na huae ndang boi di antusi nasida,jala boi do gabe tubu arsak di nasida,alani i do ahu lao tu sada inganan,hujouma longgur dohot alogo dohot udan na marhaba-hba,asa diboan tano naeng manamburi pamatanghu.Jala so do ahu disada inganan,udan haba-haba ima mananom ahu,asa unang di bagasan arsak pomparanku hutinggalhon,huboto do nasida  sai lulu-lulu tu ahu".

Marpunguma pomoaran ni Raja Silahisabungan,jala di bahen ma acara peletekan batu pertama (batu Ojahan),denggan ma di patupa partapakanna.Menurut perhitungan teknik nungnga suman be tapak nai,ditngki mancor sursar sude.Sampe tolu hali di bahen laos so boi jadi jala semenpe sai tong gabur-gabur ndang boi menyatu.

Roma Raja Silahisabungan tu parnipian ni sahalak panitia,dipaboa ibana ma nipinai tu sude panitia.Berdasarkan petunjuk  sian nipi diikuti ma jadima partapakan dohot angka pundasi.Di bahenma palas-palasna(menara),dung sahat tikkina di bukkama angka papan bekisting,di bereng nasidama,rebet/miring do tugui,jala dang barani nasida manorushon didok nasidama,ndang tarpauli be on,molo naeng torushonon ikkon bongkaron do sude.

Maraon dipasombu do ndang di jamak tugu i,alana parhepengon pe nungnga godang suda,biaya mambongkar dohot mamasang nungnga tamba muse biaya.

Disada tingki roma tu parnipion ni sahalak pomparan ni Silahisabungan:di nipinai didok:"Unang pola manderse hamu pomparanku di na mambahen sada partanda di ahu, jou hamuma pomparanku nasian anggimuna SiTambun Raja,asa ture dibahen nasida,naso di gokkon hamuna do pomparan ni anggim asa terjadi on"

 Nipini pomparan ni Silahisabungan i di paboa ma tu panitia pembangana Tugu,dibahen panitia ma sada parapotan,asa di jou pomparan ni anggi doli ima Sitambun.Dibaritahon ma on tu nasida,manigor ro do Tambunan mamereng keadaan ni,ndang binoto songondia carana di bahen nasida,piga-piga ari dung ditiop nasida manigor pintor /lurus do Tugu i ,jala denggan.Tambunan tingki mangukir relif,ndang boi di pangkulingi,alana ibana torusdo mangkatai/komunikasi dohot Raja Silahisabungan.

Jadima tutu Tugu i dohot angka ukir-ukiranna(relif),ima sahat tu nuaeng.Sahali sataon di patupa do partangiangan ima songon sada Ulang Tahun Tugu,dibahen marganti -ganti sian Sihaloho sahat tu Tambun/an. 

 

 


 


 

.
 
.
 

Saturday, 1 August 2020

PODA SAGU SAGU MARLANGAN



Raja Silahisabungan menyuruh Pinggan Matio dan putrinya Deang Namora membuat tepung beras.Tepung beras di bentuk oleh Raja Silahisabungan seperti manusia serta diwarnai dengan kunyit yang kelihatan seperti manusia yang pucat pasi (sagu-sagu marlangan ) dan di bawa/diajak Raja Silahisabunganke Simarampang.Berdirilah Raja Silahisabungan menghadap danau Toba,duduklah di sebelah kirinyaPinggan Matio,dan di sebelah Pinggan Matio duduklah putrinya Deang Namora.Dipanggil Raja Silahi sabunganlah satu persatu putranya yang delapan itu
  • (1A)          Loho!duduklah di sebelah kananku,
  • (2B)           Tungkir!,duduklah disebelah kiriku dekat Dekat Deang Namora,
  • (3A)          Sondi!,duduklah di sebelah kananku dekat abangmu siloho.
  • (4B)          Butar!,duduklah sebelah kiriku dekat abangmu si tungkir,
  • (5A)          Dabariba!,duduklah di Sebelah kananku dekat abangmu Si Sondi.
  • (6B)           Debang!,duduklah sebelah kiriku dekat abangmu sibutar.
  • (7A)           Pintu Batu!,duduklah di sebelah kananku dekaaaat abangmu Sidabariba.
  • (8A)          Tambun!duduklah sebelah kiriku dan kanaku dekat abangmu Sipintu Batu dan sidebang
*Keterangan:Berdiri di silalahi menghadap ke Danau(timur)
A=Sebelah kanan  b=sebelah kiri
Mereka membentuk lingkaran dan Si Tambun berhadap-hadapan dengan raja Silahisabungan.Dengan penuh wibawa Raja Silahisabungan tetap berdiri memberi janji dan nasihat kepada anaknya.Dengan suara yang berat dan menakjubkan,disambung Raja Silahisabungan dengan mengatakan"Goli-goli(duduk untuk disimpan) yang hanyut tidak boleh dihanyutkan.ayam yang terbang tidak boleh diterbangkan.Artinya"Kalian semua putraku yang delapan sampai kepada keturunan kalian,barang siapa yang melakukan kesalahan atau melanggar hukum.Jangan di balas denganpelanggaran yang sama.Kalau da yang melanggar pesan ini pucat pasilah kehidupannya seperti roti yang pucatt pasi ini.Pesan ini harus kalian ingat sampai kalian mati dan harus di sampaikan kepada keturunan kalian.
Angin bertiup sepoi-sepoi,suasana sangat hening dan udara masih segar karena matahari baru mulai naik dari peraduannya.Langit pun cerah menambah khidmat acara yang mereka lakukan.Saat itu manusia di desa itu baru sebelas orang yaitu Silahisabungan dan istri serta putranya delapan dan putrinya satu orang.

Raja Silahi Sabungan masih menyambung dengan menyamapikan pesan ,janji/hukum(poda) yang sakti: 

  1.  Kalian harus saling menyayangi sampai keturunanmu.
  2. Tidak boleh mengatakan bahwa kalian bukan satu bapak dan satu ibu dengan putraku Tambun Raja.
  3.   Kalian putraku yang tujuh dan keturunanmu harus lebih mengasihi putri Tambun Raja dengan keturunannya.Demikianjuga kamu Tambun Raja dan keturunanamu harus lebih mengasihi putri abangmu berikut sampai keturunannya.
  4. Keturunan putraku yang tujuh tidak boleh saling mengawini dengan keturunan Tambun Raja dan sebaliknya keturunanTambun Raja tidak boleh salinh mengawini dengan keturunan abangnya yang tujuh.
  5. Kalian tidak boleh memulai perselisihan,namun jika ada perselisihan diantara putraku yang tujuh sampai dengan keturunannya,maka harus dari Tambun Raja dan keturunannya yang menjadi juru damai,yang memberikan keputusan yang adil dan tidak memihak,yang harus dipatuhi.Sebaliknya kalau ada perselisihan diantara Tambun Raja dan keturunannya,maka dari abang yang tujuh dan keteunannyalah yang menjadi juru damai yang memberikan keputusan yang adil dan tidak memihak,yang harus di patuhi yang berselisih.Dan kalau ada perselisihan diantara kalian,tidak boleh ada orang lain menyelesaikan.
PodaSagu-Sagu Marlangan
(Marhata Batak )

  1. Ikkon Masihaholongan Hamu Sama Hamu Sahat Rodi Pomparanmu
  2. Naso Tupa Dohonon Muna Nasosaama Saina Hamu Napitu Dohot Si Tambun Raja on,Jala Sisada Anak Sisada Boru Do Hamu
  3. Hamu Napitu Dohot Rodi Pomparanmu,Ikkon Humolong Rohamu Diboru Ni Anggimuna Si Tambun Raja Rodi Pomparanna,jala Hope Tambun Raja Dohot Sandok Pomparanmu Ikkon Humolong rohamu Diboru Ni Akka Hahami dohot Pomparanna 
  4. NasoJadi  Olion Ni pomparanmu Na Pitu Pomparan Ni Anggimu Si Raja Tambun On,Jala Naso Jadi Olion Ni pomparan Ni Si Tambun Raja Pomparan Ni Haham Na Pitu on.
  5. Naso Tupa Pungkaon Muna ada Manang Salisi,Ia Adong Parbadaan Di Hamu Napitu Sahat Rodi Pomparanmu,Sandok ikkon nggimuna Manang PomparannaSibahen Dame Dihamu,Mambahen Uhum Natikkos,Jala Naso Boi Juaon muna,Laos Songonido Ho Tambun Raja,Ia Adong Parbadaan Di Pomparanmu Sadok okkon Pomparan Ni Haham Napituon Ma Sibahen Dame Jala Sidabu Uhum Na Tingkos,Na sotupa Mardingkan,Jala Naso Jadi Juaon Muna.Jala Molo Adong Parbadaan Manang Salisi Dihamu,Naso tupa halak Naasing Pasaehon.
 
 Poda Sagu-Sagu Marlangan
GO INTERNATIONAL
  1. You must love one another until the offspring.
  2. Should not say tahat you are not the father and the mother to myson Tambun Raja
  3. You're myson is seven and descendants should be loving daughter Tambun Raja with offspring.Likewise,you and your descendants shall be Tambun Raja daughter love your brother getto offspring
  4. My son is seven offspring should not be inter-marrying with the descndants of Tambun Raja,Tambun Raja offspring and vice versa should be not mutually His brother is married with seven offspring
  5. You can not Start a dispute  ,but if there a dispute between my son up to seven offspring,it must be from Tambun Raja and his descendants who became a peacemaker,which gives a fair judgment and impartiality that must be obeyed.Conversely,if there is a dispute between the Tambun Raja and his descendants,then of his brother who is seven  and his descendants who became a peacemaker.which give a fair judgment and impartiality htat must be adhered to the dispute.And if there is a dispute between you,other people may not finish.
Setelah disampaikan nasihat atau hukum/pod itu kepada semua anaknya,Raja Silahisabungan memberkati mereka",Banyaklah bercabang begitu juga rantingnya dan lebat juga daunnya,Banyaklah abangnya banyak juga adiknya dan juga putrinya" 
Bersalam-salamanlah mereka dan berpeluk cium yang bersaudara, Pinggan Matio dan Deang Namora merasa sedih atas kepegian Sitambun,karena Pinggan Matio yang menyusui dan membesarkannya,namun karena harus pergi diberikannyalah cincin/tintin tumbuk na umbuk tu sude jari-jari kepada SiTmbun yang pernah di terima Silahisabungan dari putri Raja Mangarerak dan disimpan oleh SiPinggan Matio,sebagai pertanda bahwa Si Tambun adalah anak yang di lahirkan Si boru Miling iling br Mangarerak
 
 
Ditebang Silahi Sabunganlah  pohon pisang tiga batang dan di ikatnya jadi satu.Berdirilah SiTambun dan Raja Silahi Sabungan  diatas batang pisang di permukaan air.Setelah berdoa Silahi Sabungan sambil mengangkat tangannya dan mengibaskannya,saat itu juga langsung bertiup angin yang kencang danmembawa merekameluncur di atas permukaan air sampai ke desa pamnanya Si Tambun Raja di tepi danau Toba dekat persawahan.Yaitu Sibisa,dan di beri Silahi Sabunganlah petunjuk kepada kepada SiTambun dimana ibunya dan ciri-cirinya serta tempat Raja Mangarerak.Diterimalah SiTambun di rumah ibunya yang melahirkan dan di nobatkan jadi anaknya.Raja Silahisabungan dapat memastikan bahwa anaknya sudah ketemu dengan ibunya,diapun pergi beradu ilmu ke desa yang lain.
Setelah SiTambun pergi ,hati Si Deang Namora sangat sedih.Dia disuruh Orangtuanya memintal benang  agar ada untuk membuat pakaian saudaranya laki-laki yang tujuh itu,dia sudah lama bekerja namun hasilnya tidak kelihatan tetapi kapas sudah habis namun gulungan benangnya tatap kecil,membuat ibunya merasa kecewa dan mengomel."bagaimana kau Deang Namora!Suadah lama kamu mengerjakan,namun tidak ada hasil yang kamu kerjakan"Deang Namora diam saja,karena ia juga bingung dan kecewa melihat hasil kerjanya yang gulungan benangnya tetap kecil.Waktu dimarari diapun diam-diam pergi meninggalkan rumah dan merajuk/ngambek jalan ke Parnamoraon di lereng bukit percis tepi danau Toba sambil memandang-mandang ke arah danau,dan bertanya dalam hati,kapanlah adikku Si Tambun pulang kemari?

HASAKTIAN NI RAJA SILAHI SABUNGAN.
 Dihilala akka namarojahan tu semangot ni Silahisabungan,nasa ginomparna ikkon unduk tu tona naung tajalo sian ibana ima namarojahan:
  1. Hapuhuton
  2. Haburjuon
  3. Hasadon dohot
  4. Hadameon   
 Manang ise manundalhon tona nabinahennai"Ikkon naburi apus sahat tu pinomparna.
Demikianlah selanjutnya dia bertenun sepanjang hidupnya di parnamoraon dan berpesan kepada saudara -saudaranya laki-laki:" Kalian jangan marah kalau perut padi kalian saya makan,kalau ada padi kalian tidak berbuah,berarti sayalah yang memakan itu,namun hasil yang kalian panen tidak akan berkurang dari biasanya".
Dan seterusnya dia tetap disitu samapi mati dan menjadi keramat.


NB:Peristiwa poda sagu-sagu marlangan,Pada saat itu umur Si Tambun kira -kira 12 tahun dan Silahisabungan belum mempunyai menantu.Yang menerjakan sagu-sagu marlangan adalah Pinggan Matio boru Padang Batang Hari Dan putrinya Si Deang Namora.yang membentuk seperti bayi Manusia dan Pucat Pasi adalah Raja Silahisabungan.
 
 

Thursday, 30 July 2020

AEK SIPAULAK HOSA

                                                          

Setelah Si Lahi menikah dengan Sipinggan Matio boru Padang Batang Hari,mereka pergi berkunjung ke rumah mertuanya di Balna Pak Pak.Disaat mereka menaiki gunung dan di tengah jalan menjeleng puncak,Sipinggan Matio sudah capek dan merasa haus"Istirahatlah dulu kita aku sudah haus,dari sini danau itu sangat dekat sekali dilihat namun tangan tak samapai untuk mengambiluntuk diminum"kata Sipinggan Matio pada suaminya itu."Kamu haus ya?"tanya Si Lahi,saat mereka berjalan tidak membawa bekal air.Si Lahi berdoa dan menancapkan tongkatnya ke tanah dan air langsung memancur diatas gunung itu.Diambilnya daun yang lebar untuk menampung dan di berikan kepada Sipinggan matio.Dibikin Sipinggan Matiolah nama air itu"Aek Sipaulak Hosa Loja"...Inilah namanya sampai sekarang.Sampai keturunan Si Lahi,Kalau mendaki gunung itu tidak perlu membawa air minum karena di tengah jalan menjelang puncak sudah ada air yang tak mau kering.

Friday, 25 September 2015

KHAYAL VERSUS FAKTA 1

KHAYAL VERSUS FAKTA

         Tulisan Abdullah Silalahi, SH bertanggal 5 Maret 2003 dengan judul KEBERADAAN MARGA “SILALAHI” DALAM SILSILAH SILAHISABUNGAN disebarluaskan melalui internet secara lengkap maupun penggalan serta penjelasan oleh perorangan marga Silalahi Raja dan sebagian keturunan Tambun Raja ”versi Silalahi Raja / Tolping”. Di sisi lain keturunan Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan sebagian Tambun Raja (”versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak”) menyajikan keterangan berbeda; maka menjadi relevan dengan judul di atas bahwa yang diperbincangkan adalah 2 oknum berbeda.

         Bukti perbedaan menjadi jelas dan dapat menjadi pegangan bagi keturunan Raja Silahisabungan, anak ke-3 Tuan Sorbadibanua, bahwa Silahisabungan; ayah Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja, Tambun Raja dan Deang Namora adalah orang yang berbeda dengan Silahisabungan, ayah Silalahi Raja dan Siboru Marihan; karena -antara lain- didukung bukti pembeda seperti diuraikan di bawah ini.

 1.     Rute Perjalanan Raja Silahisabungan hingga tiba di Silalahi Nabolak;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Lumban Gorat- Balige, Laguboti, berbalik arah menuju Bakara, Siogung-ogung, Aek Rangat, Tulas, Bonandolok, Hasinggan, Dolok Sulusulu, Dolok Lahi dan Huta Lahi di Silalahi Nabolak.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     Lumban Gorat-Balige, Laguboti, Sibisa, Tolping, Parbaba, Paropo ke Silalahi Nabolak. Bagi peminat peta, luangkan waktumu membandingkan rute perjalanan ini.

 2.     Huta Awal Milik Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Silalahi Nabolak semuanya adalah golat dan tanah ulayat keturunan si-8 turpuk, Tao Silalahi na so hahabangan lali terdapat dalam peta dibuat Belanda, budaya Gondang Silalahi, Ulos Silalahi. Di Silalahi Nabolak semua si-8 Turpuk sama-sama mempunyai golat. Nama golat Tambun Raja adalah Panambunan luas melebihi Lumban Silalahi di Tolping atau di Pangururan.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     Tolping, tetapi bukan seluruhnya atau sebagian besar golat dan tanah ulayat keturunan Silalahi Raja tetapi hanya Lumban dan tidak ada golat Tambun Raja / Raja Tambun.

 3.     Istri Pertama Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Pinggan Matio boru Padang Batanghari (boru Matanari [!] baca tulisan Antony Matanari).
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     Pintahaomasan, awalnya boru Simbolon, kemudian berubah menjadi Boru Nabolon.

 4.     Jumlah istri Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     2 (dua) orang yaitu Pinggan Matio boru Padang Batanghari (boru Matanari [?] Antony Matanari) dan Si Melengeleng boru Mangarerak.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     3 (tiga) orang yaitu Pintahaomasan boru Nabolon, Pinggan Matio Padang Batanghari dan Si Melengeleng boru Mangarerak.

 5.     Jumlah Anak dan Anak Sulung Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     8 (delapan) orang yaitu dari istri pertama Pinggan Matio boru Padang Batanghari yaitu Loho Raja (anak sulung), Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan perempuan Deang Namora serta Tambun Raja dari istri kedua Si Melengeleng boru Mangarerak.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    : 9 (dua) orang anak laki yaitu dari istri pertama Pintahaomasan boru Nabolon yaitu Silahi Raja atau Silalahi Raja (anak sulung), dari istri kedua Pinggan Matio boru Padang Batanghari yaitu Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan perempuan Deang Namora serta Tambun Raja dari istri kedua Si Melengeleng boru Mangarerak. Kemudian sejak bulan Juni 2007 terpahat di Tambak di Dolok Parmasan, Pangururan anak Pintahaomasan boru Nabolon sudah bertambah menjadi [2] yaitu Silalahi Raja dan Siboru Marihan.

 6.     Ibu Yang Menyusui dan Membesarkan Tambun Raja;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  : Pinggan Matio boru Padang Batanghari (boru Matanari, Antony Matanari) di Silalahi Nabolak.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    : Pintahaomasan boru Nabolon (sekarang) di Tolping.

 7.     Pemberangkatan Tambun Raja ke Sibisa;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Dari Simanampang, Silalahi Nabolak setelah Raja Silahisabungan melangsungkan upacara penyampaian Poda Sagu- Sagu Marlangan di Simanampang, Maras, Silalahi Nabolak kepada ke-8 anaknya.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    : Setelah Raja Silahisabungan melangsungkan upacara penyampaian Poda Sagu-Sagu Marlangan di Simanampang, Maras, Silalahi Nabolak kepada ke-8 anaknya, kemudian setelah Tambun Raja tiba di Tolping dan selang berapa lama Pintahaomasan boru Nabolon melangsungkan upacara Padan Dengke Nilaean kepada Silahi Raja dan Tambun Raja barulah Tambun Raja berangkat ke Sibisa. Namarpadan / berikrar biasanya berlainan marga dan bukan na sa-ama (Silahi Raja dan Tambun Raja tidak sa-ama maksudnya)?

 8.     Penyebab Kematian Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     usia uzur (saur matua) dan semata kehendak Tuhan.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    : Kepergian Tambun Raja membuat Raja Silahisabungan sangat sedih dan marah serta bersumpah memilih mati dan dikubur bukan di Silalahi Nabolak dan bukan pula di Tolping; bila versi Tolping ini benar tentu “perilaku” ini tidak benar (ndang pangalaho ni raja).

 9.     Makam Raja Silahisabungan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Di huta Lahi di Silalahi Nabolak huta na pinungka na (Raja ibana, tano podoman pe antong tohonan ni Raja ma).
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     Di Dolok Parmasan di Pangururan di tanah asing bersama banyak orang lain yang tidak jelas (lea na i ate molo Raja Silahisabungan abang kandung ni Siraja Oloan do ibana). Bila Raja Silahisabungan yang dimaksudkan adalah abang kandung si Raja Oloan berarti amangtua kandung Naibaho; dapatkah demikian tega Naibaho membiarkan amangtua kandungnya yang punya kisah perjalanan dan sapardangolan dengan bapaknya Siraja Oloan dikuburkan terhina demikian?

 10.   Silalahi Siraja Parmahan;
·               Versi si-8 Turpuk / Silalahi Nabolak   ---  :     Adalah pahompu Sondi Raja yang diculik suruhan Tuan Sihubil dari Simartaja, Silalahi Nabolak.
·               Versi Silalahi Raja / Tolping -------------    :     Adalah anak bungsu Silahi Raja (bernama Siraja Bunga-bunga) yang diculik suruhan Tuan Sihubil dari Tolping.