Wednesday, 19 February 2014

SILAHISABUNGAN DUA PRIBADI BERBEDA ( Bagian 11 )

Tags

PANJOUON PESTA ADAT SILALAHII RAJA

         Pada suatu pesta adat perkawinan yang diselenggarakan Silalahi Raja di Jakarta, panjouon disebutkan, "Hita Pomparan Raja Silahisabungan; Silalahi Raja, anggi doli Tambun Raja dan hahadoli Tampubolon." Untuk patorop parhundul atau kawan bukan hal yang tidak baik, tetapi seperti diketahui namarpadan dengan Tampubolon adalah si Raja Parmahan cucu Sondi Raja dan memang pada umumnya marga Tampubolon (bawa atau boru) langsung respek dengan marga keturunan Raja Silahisabungan tanpa kecuali. Karena demikian sayangnya pomparan Tampubolon kepada si Raja Parmahan dan respek kepada marga-marga si 7 (pitu) turpuk, maka sebaliknya marga-marga keturunan si-7 turpuk respek juga kepada Tampubolon. Respek dimaksud adalah dalam pergaulan sehari-hari tidak termasuk pelaksanaan adat, karena tidaklah otomatis padan si Raja Parmahan sebagai pahompu menjadi padan bagi marga opungnya si-7 turpuk apalagi dengan pomparan Tambun Raja justru telah saling mengawini.

         Sebagian pomparan Tambun Raja mengatakan tidak mengetahui ada marga Sihaloho sampai Batu Raja tetapi hanya mengetahui marga Silalahi. Terus terang sedih perasaan mendengarkan pandohan (ungkapan) seperti ini dan mohon direnungkan dan dibaca kalimat dalam Poda Sagu-Sagu Marlangan “hamu na pitu” atau apakah ini diingkari seluruh keturunan Tambun Raja? Silahkan!


         Bahwa sebagian pomparan Tambun Raja sejalan dengan Silalahi Raja berseberangan dengan si-7 turpuk ada sebab yaitu kejadian tahun 1964 di Balige. Bahkan karena adanya klaim Tambun Raja pula sehingga sebagian pomparan Tambun Raja tidak setuju pembangunan makam/ tugu Silahisabungan di Silalahi Nabolak dan peresmian di tahun 1981.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 12 / SELESAI
Klik SILAHISABUNGAN DUA PRIBADI BERBEDA ( bagian 12/ selesai))


EmoticonEmoticon