Wednesday, 19 February 2014

SILAHISABUNGAN DUA PRIBADI BERBEDA ( bagian 6 )

Tags

PENCULIKAN OLEH SURUHAN TUAN SIHUBIL

         Pada generasi Siraja Parmahan nama Sihaloho, Sinagiro (Sigiro), Sinabang (Sidebang) dan Sinabutar (Sidabutar) hanya ada di Silalahi Nabolak tidak ada di tempat lain. Maka bila ada pihak mengklaim Siraja Parmahan sebagai anak Silahi Raja dari Tolping atau dari Pangururan; maka pemberian nama-nama ke-4 anak Siraja Parmahan yaitu Sihaloho, Sinagiro, Sinabang dan Sinabutar sekaligus menyanggah argumen Silalahi Raja yang mengatakan bahwa yang diculik adalah anak bungsu Silahi Raja (bernama Siraja Bunga-bunga). Bukti lain bahwa yang diculik adalah pahompu Sondi Raja dari Silalahi Nabolak, juga tampak dari kehidupan mereka sehari-hari, misalanya pada acara adat; Tampubolon dan Silalahi Siraja Parmahan saling marsiarisan jambar. Maka mengkaitkan-kaitkan tarombo dengan fakta dan bukti yang bertolak belakang akan mengundang cibiran dan memperolok-olok diri sendiri.

         Rute perjalanan kepergian Silahisabungan adalah Lumban Gorat (Balige), Bakara, Siogungogung (Pangururan), Aek Rangat, Tulas, Bonandolok, Hasinggan, Dolok Sulusulu, Dolok Lahi (yang sebut melalui Parbaba dan Paropo) pasti dia tidak tahu peta dan tidak pernah ke Silalahi Nabolak dan Paropo dan membuat dongeng khayal.

         Tujuan kepergian Silahisabungan adalah mencari tempat nun jauh hingga Balige tidak tampak lagi. Bukan mencari wanita dan kawin apalagi berketurunan di suatu tempat di mana Balige masih tampak. Karena kalau Silahisabungan pernah kawin dan menetap di suatu tempat sebelum ke Silalahi Nabolak, maka tempat itu harus seluruhnya atau setidaknya sebagian besar menjadi golat dan tanah milik dan kerajaan keturunan Silasabungan. Kebesaran Raja Silahisabungan juga diwarisi keturunannya termasuk cara pemilikan golat / tano. Lihat Silalahi Siraja Parmahan di Balige; Tambun Raja di Balige; Baba Raja Sihaloho di Parbaba; dan Tugan Raja Sihaloho di Simartugan, Sumbul dan di Tukka, Barus; keturunan Sihaloho si Napuran di Soping; semuanya menjadi pemilik tanah dan golat luas bukan karena pauseang atau pemberian karena kedudukan sebagai parboruan, tetapi lebih disebabkan kehebatan / kemampuan diwarisi dari Raja Silahisabungan. Bandingkan, golat dan tano serta luas huta Silahisabungan atau Silahi Raja Versi Tolping di Tolping dan di Pangururan tidak mencerminkan level dan kebesaran Raja Silahisabungan.


         Legenda perjalanan Silahisabungan di atas didukung petunjuk, fakta dan bukti yang dapat dikonfirmasi bukan hanya dengan intern warga Silahisabungan tetapi juga dengan keturunan Sibagotnipohan, Sipaetua dan terutama Sirajaoloan. Maka kalau ada pihak mengklaim ada yang bernama Silahisabungan kawin di suatu tempat dan makamnya bukan di Silalahi Nabolak, maka pastilah itu bukan Silahisabungan ayah Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan Tambun Raja dan Deang Namora. Demikian halnya bila ada yang mengklaim ada yang bernama Silahisabungan mempunyai isteri 3 orang dan 9 anak dan belakangan muncul sebutan memiliki 2 boru; maka Silahisabungan dimaksud adalah orang yang kebetulan bernama sama tetapi  orang yang berbeda.


EmoticonEmoticon