PENCULIKAN
OLEH SURUHAN TUAN SIHUBIL
Pada
generasi Siraja Parmahan nama Sihaloho, Sinagiro (Sigiro), Sinabang (Sidebang)
dan Sinabutar (Sidabutar) hanya ada di Silalahi Nabolak tidak ada di tempat
lain. Maka bila ada pihak mengklaim
Siraja Parmahan sebagai anak Silahi Raja dari Tolping atau dari Pangururan;
maka pemberian nama-nama ke-4 anak Siraja Parmahan yaitu Sihaloho, Sinagiro,
Sinabang dan Sinabutar sekaligus menyanggah argumen Silalahi Raja yang
mengatakan bahwa yang diculik adalah anak bungsu Silahi Raja (bernama
Siraja Bunga-bunga). Bukti lain bahwa
yang diculik adalah pahompu Sondi Raja dari Silalahi Nabolak, juga tampak dari
kehidupan mereka sehari-hari, misalanya pada acara adat; Tampubolon dan
Silalahi Siraja Parmahan saling marsiarisan jambar.
Maka mengkaitkan-kaitkan tarombo dengan fakta dan bukti yang bertolak belakang akan
mengundang cibiran dan memperolok-olok diri sendiri.
Rute
perjalanan kepergian Silahisabungan adalah Lumban Gorat (Balige), Bakara,
Siogungogung (Pangururan), Aek Rangat, Tulas, Bonandolok, Hasinggan, Dolok
Sulusulu, Dolok Lahi (yang sebut melalui Parbaba dan Paropo) pasti dia tidak
tahu peta dan tidak pernah ke Silalahi Nabolak dan Paropo dan membuat
dongeng khayal.
Tujuan
kepergian Silahisabungan adalah mencari tempat nun jauh hingga Balige tidak
tampak lagi. Bukan mencari wanita dan kawin apalagi berketurunan di suatu
tempat di mana Balige masih tampak. Karena kalau Silahisabungan pernah kawin
dan menetap di suatu tempat sebelum ke Silalahi Nabolak, maka tempat itu harus
seluruhnya atau setidaknya sebagian besar menjadi golat dan tanah milik dan
kerajaan keturunan Silasabungan. Kebesaran Raja Silahisabungan juga
diwarisi keturunannya termasuk cara pemilikan golat / tano. Lihat Silalahi
Siraja Parmahan di Balige; Tambun Raja di Balige; Baba Raja Sihaloho di Parbaba;
dan Tugan Raja Sihaloho di Simartugan, Sumbul dan di Tukka, Barus; keturunan
Sihaloho si Napuran di Soping; semuanya menjadi pemilik tanah dan golat luas
bukan karena pauseang atau pemberian karena kedudukan sebagai parboruan,
tetapi lebih disebabkan kehebatan / kemampuan diwarisi dari Raja
Silahisabungan. Bandingkan, golat dan tano serta luas huta Silahisabungan
atau Silahi Raja Versi Tolping di Tolping dan di Pangururan tidak mencerminkan
level dan kebesaran Raja Silahisabungan.
Legenda
perjalanan Silahisabungan di atas didukung petunjuk, fakta dan bukti yang dapat
dikonfirmasi bukan hanya dengan intern warga Silahisabungan tetapi juga dengan
keturunan Sibagotnipohan, Sipaetua dan terutama Sirajaoloan. Maka kalau ada
pihak mengklaim ada yang bernama Silahisabungan kawin di suatu tempat dan
makamnya bukan di Silalahi Nabolak, maka pastilah itu bukan Silahisabungan ayah
Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Dabutar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja,
Batu Raja dan Tambun Raja dan Deang Namora. Demikian halnya bila ada yang
mengklaim ada yang bernama Silahisabungan mempunyai isteri 3 orang dan 9 anak
dan belakangan muncul sebutan memiliki 2 boru; maka Silahisabungan dimaksud
adalah orang yang kebetulan bernama sama tetapi orang yang berbeda.
Bersambung ke BAGIAN 7 ... klik SILAHISABUNGAN DUA PRIBADI BERBEDA ( bagian 7 )
EmoticonEmoticon